Seorang petani membawa bibit padi untuk ditanam di lahan persawahan wilayah Pemogan, Denpasar. (BP/eka)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam tradisi masyarakat Bali, dewasa ayu atau ala ayuning dewasa memiliki peran penting sebagai pedoman dalam menentukan waktu yang tepat untuk melakukan sebuah kegiatan. Secara etimologis, ala berarti buruk atau kurang baik, sedangkan ayu berarti indah, baik, atau utama.

Dewasa bermakna hari, waktu, atau momentum. Maka, ala ayuning dewasa dapat dipahami sebagai perhitungan waktu yang mempertimbangkan sisi baik (ayu) dan kurang baik (ala), sehingga dapat dipilih saat yang paling harmonis untuk suatu kegiatan.

Baca juga:  Ditutup, Jutaan Orang Kunjungi PKB XLV

Di balik konsep ini, tersimpan filosofi bahwa kehidupan tidak hanya berjalan secara kasat mata, tetapi juga terhubung dengan ritme kosmis. Memilih waktu yang tepat sama halnya dengan menjaga keseimbangan antara sekala dan niskala.

Berikut ala ayuning dewasa hari ini, Sabtu, 6 September 2025 dikutip dari kalenderbali.org:

Carik Walangati

Tidak baik untuk pernikahan (wiwaha), atiwa-tiwa/ngaben, atau pembangunan rumah.

Jiwa Menganti

Baik untuk bercocok tanam dan memulai usaha baru.

Baca juga:  Kematian COVID-19 di Bali Meningkat, MDA dan PHDI Keluarkan SE Pembatasan Upacara Panca Yadnya

Kajeng Rendetan

Baik untuk menanam tanaman yang berbuah.

Kala Dangu

Tidak baik untuk memulai pekerjaan, pindah tempat, atau bepergian.

Kala Gotongan

Baik untuk memulai usaha. Tidak baik untuk mengubur atau membakar mayat.

Panca Prawani

Tidak baik digunakan sebagai hari dewasa ayu.

Pepedan

Baik untuk membuka lahan pertanian baru, tetapi tidak baik untuk membuat peralatan besi.

Purwani

Tidak baik digunakan sebagai hari baik.

Baca juga:  Musim Hujan Tiba, Hati-hati Terjangkit 4 Penyakit Ini

Salah Wadi

Tidak baik untuk Manusa Yadnya seperti perkawinan, potong rambut, dll, maupun Pitra Yadnya seperti ngaben, nyekah, dll.

Srigati

Baik untuk menyimpan padi di lumbung atau menurunkan padi dari lumbung.

Srigati Turun

Baik untuk membibit atau menanam padi, menata yadnya di lumbung, menanam kelapa, atau mulai membuat barang dagangan. (Dedy Sumarthana/balipost)

BAGIKAN