BANGLI, BALIPOST.com – Program gerakan serentak (Gertak) Eco-Enzym yang digagas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangli untuk memperbaiki kualitas air Danau Batur tidak lagi berlanjut. Penghentian ini dilakukan setelah Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bangli mengklaim telah menuangkan sekitar 500 ton cairan eco-enzym ke dalam danau.
Kepala DLH Kabupaten Bangli, Putu Ganda Wijaya menjelaskan, program gertak penuangan eco-enzym di Danau Batur tahap pertama dan tahap kedua sudah rampung. Penuangan terakhir dilakukan sekitar dua bulan lalu.
Ganda mengatakan, sementara ini belum ada rencana untuk melanjutkan program ini ke tahap ketiga.
“Sementara untuk program tahap ketiga belum ada. Sudah 250 ton ditambah 237 ton Eco enzym yang dituang ke Danau Batur, jadi totalnya sekitar 500 ton,” ungkap Ganda, Selasa (2/9).
Menurutnya, jumlah eco-enzym yang telah dituang sudah banyak. Meski demikian ia tidak bisa memastikan perubahan kualitas air danau saat ini.
“Secara kasat mata terlihat sudah bagus. Tapi untuk memastikan kualitasnya perlu pengujian. Kewenangan untuk menentukan kualitas air ada di P3E (Pusat Pengendalian Pembangunan Ekoregion) yang sekarang bernama Pusdal,” jelasnya.
Program gertak eco enzym merupakan program inovasi Pemkab Bangli yang dilaksanakan dengan tujuan untuk memperbaiki kualitas air Danau Batur. Program ini sudah dilaksanakan sejak 2023 lalu secara bertahap.
Pembuatan eco enzym yang berbahan sisa buah dan sayur melibatkan seluruh OPD di lingkungan Pemerintah Kabupaten Bangli, BUMD, BUMN, sekolah-sekolah, pemerintahan desa, PKK, komunitas serta masyarakat. Kegiatan penuangan eco Enzym di Danau Batur yang dilaksanakan Mei 2023 lalu mendapat penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (Muri). (Dayu Swasrina/Balipost)
