
DENPASAR, BALIPOST.com – Beberapa tahun terakhir omset pedagang di pasar tradisional terutama yang menjual pakaian dan sejenisnya merosot tajam. Penurunan omset ini disinyalir akibat gempuran belanja online yang mulai melekat di masyarakat.
Salah satunya begitu nampak terjadi di pasar terbesar di Bali yakni Pasar Badung terutama untuk pedagang di lantai 3 dan 4 begitu sepi.
Dirut Perumda Pasar Sewakadarma Kota Denpasar, Ida Bagus Kompyang Wiranata saat dikonfirmasi, Senin (25/8), membenarkan kondisi tersebut. Bahkan dia mengatakan, untuk pedagang pakian di lantai 3 dan 4 Pasar Badung penurunan omset dirasakan hingga 50 persen. Terlebih bagi pedagang yang tidak memiliki ppelanggan tetap.
“Biasanya pedagang di Pasar Badung itu punya pelanggan tetap. Dan kalau yang tidak memiliki langganan ini sangat merasakan sekali penurunan omset,” ujarnya.
Demikian menurut pria yang akrab disapa Gus Kowi ini, turunnya omset pedagang ini dikarenakan kebanyakan masyarakat yang memilih belanja online saat ini. Masyarakat ingin lebih praktis. Untuk pihaknya juga mendorong pedagang beralih ke sitem penjualan online.
Untuk pedagang yang bisa beralih ke online, kata Gus Kowi masih tetap bisa bertahan. Seperti pedagang di Pasar Kumbasari yang saat ini telah banyak beralih ke online. “Kalau di Kumbasari meski nampak sepi, tapi penjualannya bagus, karena sudah banyak yang online. Pelanggannya bisa langsung dari luar daerah seperti Jakarta dan ada juga pedagang online lainnya yang menjadi langgan mereka,” terangnya.
Demikian untuk pedagang di lantai 1 dan 2 Pasar Badung termasuk di pelataran yang menjual sayur, buah, daging dan kebutuhan pokok lainnya, omset yang didapatkan masih normal. Mereka kata dia, juga sudah memiliki pelanggan tetap terutama dari hotel dan restoran di Bali. (Widiastuti/Balipost)