IGK Manila (BP/Antara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dunia olahraga, khususnya sepak bola Indonesia, berduka. Mayor Jenderal (Purn) I Gusti Kompyang (IGK) Manila telah berpulang di usia 83 tahun. Selain dikenal sebagai sosok militer, semasa hidupnya ia juga aktif di berbagai bidang, termasuk menjabat sebagai Wakil Ketua Umum Orari dan Direktur Akademi Olahraga Indonesia (Akorin).

Publik olahraga Tanah Air paling mengingat kiprahnya sebagai manajer tim nasional Indonesia di SEA Games 1991. Bersama IGK Manila, tim Garuda berhasil meraih medali emas yang bertahan selama 32 tahun, sebelum akhirnya kembali diraih pada SEA Games 2023.

Kepergian IGK Manila meninggalkan duka mendalam bagi banyak pihak. Pengamat sepak bola, Mohamad Kusnaeni menyebutnya sebagai sosok yang mencintai sepak bola tanpa pamrih. “Beliau orang baik dan punya perhatian besar terhadap sepak bola Indonesia,” kata Kusnaeni.

Baca juga:  Reaktivasi Lahan Bali dan Alat Produksi

Meskipun tak banyak bertemu secara langsung, Kusnaeni mengakui dedikasi IGK Manila yang juga pernah menjadi manajer Persija Jakarta itu. “Saya tahu betul bahwa beliau mencintai sepak bola tanpa pamrih,” tambahnya.

Aji Santoso, yang saat itu menjadi bagian dari skuad peraih medali emas SEA Games 1991, mengenang kedisiplinan almarhum. Ia menceritakan bagaimana IGK Manila selalu membangunkan para pemain pada pukul 05.00 pagi untuk bersiap latihan, meskipun jadwal keberangkatan baru pukul 07.00.

Baca juga:  Pariwisata Bali Tanpa Wisman

“Saya masih ingat pada tahun 1991, setiap pagi pukul 05.00 beliau sudah menggedor pintu kamar pemain untuk membangunkan, agar bersiap latihan,” kenang Aji.

Selain disiplin, Aji juga mengenang IGK Manila sebagai sosok yang rendah hati dan tegas. “Banyak kenangan bersama beliau. Beliau sosok yang disiplin, rendah hati, dan tegas,” ucap Aji.

Mantan penyerang timnas dan Bandung Raya, Peri Sandria, yang pernah dua kali menjadi anak asuh IGK Manila, juga mengungkapkan duka cita yang mendalam. Ia mengenang manajernya itu sebagai pribadi yang baik, tegas, dan penuh disiplin.

Baca juga:  Surya Paloh Pimpin Penghormatan Terakhir untuk IGK Manila

“Ya kesannya sama saya, Bapak (Manila) itu orang yang baik, orang yang tegas, dan penuh disiplin. Waktu saya di SEA Games juga, beliau juga memberikan juga nasihat-nasihat penting buat saya dan teman-teman. Sebenarnya kenangan yang paling berkesan itu waktu kita menjuarai SEA Games 1991,” kata Peri, dikutip dari Kantor Berita Antara.

Kepergian IGK Manila adalah kehilangan besar. Tidak hanya bagi dunia olahraga, tetapi juga bagi banyak kalangan yang mengenal sosok jenderal yang nyentrik dan penuh dedikasi ini. (Suka Adnyana/balipost)

BAGIKAN