
JAKARTA, BALIPOST.com – Salah satu putra terbaik Bali Mayjen TNI (Pur) IGK Manila (83) berpulang pada Senin (18/8) di RS Bunda, Jakarta Pusat pada pukul 08.58 WIB.
Jenazah kini disemayamkan di Auaditorium Ki Hajar Dewantara Akademi Bela Negara NasDem.
Deputi Bidang Penelitian dan Pengembangan ABN NasDem, Ampy Kali menjelakan upacara pelepasan dan penghormatan terakhir akan dilaksanakan pada Rabu (20/8) pukul 09.30 WIB di Akademi Bela negara NasDem. Selanjutnya, jenazah akan diberangkatan ke menuju Krematorium Sentosa (RSPAD) untuk prosesi kremasi.
Almarhum IGK Manila sukses memimpin Operasi Ganesha sehingga mendapat julukan Jenderal Gajah. Semasa hidupnya, almarhum dikenal sebagai sosok yang penuh dedikasi dan pengabdian.
Ia memberikan kontribusi besar dalam pengembangan kaderisasi melalui Akademi Bela Negara Partai NasDem, serta selalu mengedepankan semangat perjuangan dan kecintaan terhadap Tanah Air.
Ampy Kali yang puluhan tahun mjenemani almarhum mengaku Bangsa Indonesia kehilangan sosok yang luar biasa. Almarhum IGK Manila sepanjang hidupnya dikenal sosok penuh disiplin, pekerja keras dan bertanggung jawab.
Yang terpenting lagi, almarhum sangat peduli pada sesama khususnya sangat suka membantu warga yang kurang mampu.
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh melihat pengabdian tanpa pamrih Manila kepada bangsa. Surya juga memuji ketulusan persahabatan yang jarang ditemui. “Saya katakan sejujurnya kepada semua betapa sosok I Gusti Kompyang Manila ini mendedikasikan diri, waktu, tenaga, pikiran, dan semua energi yang dimilikinya untuk satu yang dikehendakinya memberikan kontribusi yang amat sangat bermanfaat, tidak terbatas kepada kepentingan diri atau kelompok, tapi untuk masyarakat dan bangsa yang kita cintai,” kata Paloh, dalam peringatan ulang tahun ke-83 IGK Manila di Kampus ABN NasDem, Jakarta Selatan, 8 Juli lalu.
Paloh juga menegaskan bahwa Manila yang sukses melakukan Operasi Ganesha 1982 itu baginya bukan sekadar teman biasa, melainkan seorang sahabat sejati.
Almarhum IGK Manila lahir di Singaraja Bali 8 Juli 1942. Pengabdiannya sebagai anggota TNI dengan pangkat terakhir Mayor Jenderal TNI Angkatan Darat.
Opa Manila-begitu dia biasa disapa di lingkungan Keluarga Besar Partai NasDem juga dikenal sebagai legenda sepak bola Indonesia. Dia sukses membawa Timnas Sepak bola Indonesia menjuarai SEA Games 1991 di Manila, Filipina.
Posisi sebagai peraih medali emas sepak bola itu baru diraih kembali setelah 32 tahun kemudian pada SEA Games Kamboja tahun 2023 ketika Indonesia berhasil mengalahkan Thailand.
Pada tahun 1982, Manila ditugaskan menjadi Komandan Operasi Ganesha. Tugas utama operasi itu adalah memindahkan ratusan ekor gajah dari daerah transmigrasi Air Sugihan Sumatera Selatan ke Lebong Hitam Lampung sejauh sekitar 70 Km.
Ini pertama kali TNI terlibat bukan dalam operasi militer tetapi operasi penyelamatan gajah hingga Manila disapa dengan Panglima Gajah. Selain itu tercatat sebagai Bapak Wushu Indonesia berkat jasanya merintis dan mengembangkan olahraga bela diri asal Negeri China itu di Tanah Air.
Selain pernah menyandang Ketua Umum Pengurus Besar Wushu Indonesia (PBWI), Manila juga tercatat sebagai pengurus Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat di era Ketua Umum Jenderal TNI (Purn) Wismoyo Arismunandar.
Masih di dunia olahraga, Manila pernah menjabat Direktur Akademi Olah Raga Indonesia (AKORIN). Kiprahnya yang paling moncer di olahraga tentu ketika Manila terjun di olahraga populer sepakbola. Dia pernah menduduki jabatan Manajer Tim Nasional Sepakbola SEA Games 1991 Filipina dan Manajer Tim Persija Jakarta dan Bandung Raya Bandung.
Sukses memimpin Operasi Ganesha sehingga mendapat julukan Jenderal Gajah, tentu juga didukung oleh pengalaman Manila dalam berbagai operasi. Manila tercatat memiliki riwayat bergabung dalam Operasi Penumpasan G-30S/PKI (1965), Operasi Dwikora (1966), Operasi PGRS (1967), Operasi Ganesha (1982) dan Kontingen Garuda. (Sueca/balipost)