Warga Desa Pecatu mengikuti ngaben massal. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Dalam tradisi Hindu Bali, Dewasa Ayu adalah istilah untuk hari yang dianggap baik atau membawa keberkahan (ayu) dalam melaksanakan berbagai kegiatan ritual atau sosial, seperti upacara yadnya, pembangunan rumah, pernikahan, dan sebagainya.

Penentuan hari baik ini merujuk pada Lontar Wariga Catur Winasa Sari, sebuah teks klasik Bali dalam tradisi wariga yang mencakup perhitungan waktu sakral.

Sistem ini menggunakan kombinasi wewaran (Pancawara atau Saptawara), wuku, tanggal/pangelong, sasih (bulan Bali), dan bahkan dauh (jam atau waktu tertentu dalam hari). Susunan prioritasnya adalah:

Baca juga:  Hari Pertama PMB Afirmasi dan Mutasi Dibuka, 295 Ditolak dari 659 Pelamar

Berbagai komponen seperti Sasih Katiga, Kapat, Kalima, dianggap baik untuk kegiatan seperti Dewa Yadnya dan Manusa Yadnya. Ada pula unsur larangan atau anjuran dewasa seperti Kamajaya (energi cinta), Dasa Amerta, Derman Bagia, dengan nilai positif tinggi, sedangkan larangan seperti Rangda Tiga, Carik Walangati dianggap memiliki pengaruh negatif.

Khusus hari ini, Senin, 18 Agustus 2025 dalam penanggalan tradisi Hindu Bali disebut Soma Paing Kelawu. (Dedi Sumartana/balipost)

Baca juga:  Diungkap, Pengiriman Ekstasi Hampir Seribu Butir

Berikut ala ayuning dewasa untuk hari ini:

Amerta Dadi: Baik untuk upacara Dewa Yadnya dan pemujaan leluhur.

Sri Murti: Hari baik untuk menghaturkan persembahan di lumbung guna memuja Dewi Sri.

Carik Walangati: Tidak baik untuk pernikahan, upacara pemakaman atau ngaben, atau membangun rumah.

Kala Bangkung dan Kala Nanggung: Tidak baik memulai kegiatan memelihara ternak.

Kala Ngadeg: Baik untuk membuat pintu gerbang, tembok, pagar, kandang ayam, bendungan, konstruksi, dan nomor pekarangan.

Baca juga:  Investor Rusia Tertarik Bangun Cable Car di Bukit Abang Kintamani

Kaleburau: Tidak baik untuk karya ritual atau yadnya.

BAGIKAN