NEGARA, BALIPOST.com – Sebagai salah satu desa adat yang berada di Kecamatan Pekutatan, Desa Adat Asahduren berupaya mempertahankan tradisi gotong royong krama dalam pelaksanaan kegiatan keagamaan.

Salah satunya dengan menggelar karya pitra yadnya kolektif. Tradisi ngaben kolektif ini berjalan setiap tiga tahun sekali di Desa Adat Asah Duren.

Bendesa Adat Asahduren, I Kadek Suentra mengatakan dalam karya pitra yadnya kolektif tahun ini tercatat sebanyak 238 peserta mengambil bagian dalam berbagai tahapan upacara.  Di antaranya ngelangkir/ngelungah 27 peserta, sawa 27 peserta, ngeroras 38 peserta dan maajar-ajar 148 peserta.

Baca juga:  Desa Adat Sema Gading Bangun dan Renovasi Sejumlah Palinggih Pura

Ngaben bukanlah akhir dari rangkaian prosesi pitra yadnya. Setelah melepaskan roh dari ikatan duniawi, dilanjutkan dengan upacara atma wedana guna menyucikan roh leluhur sebelum akhirnya ngalinggihang di Rong Tiga atau sanggah kemulan keluarga.

Melalui karya yang digelar desa adat secara rutin tiga tahun ini, dapat meringankan beban krama. Dengan digelar secara kolektif, bergotong royong tanpa mengurangi bhakti kepada lelulur. Selain dari desa adat, peserta juga dari luar desa. “Astungkara prosesi sudah selesai 28 Juli lalu. Ini menjadi agenda Desa Adat Asahduren tiga tahun sekali,” kata Suentra yang juga Majelis Alit Kecamatan Pekutatan ini.

Baca juga:  Bandar Narkoba Jadi Penadah Motor Curian

Desa Adat Asahduren memiliki setra yang bersih nyaman dengan bangunan yang representasi untuk pitra yadnya. Termasuk saat keperluan kolektif yang dihadiri banyak orang, serta yang ditata dengan rapi ini cukup nyaman dalam mendukung pelaksanaan yadnya. (Surya Dharma/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN