
NEGARA, BALIPOST.com – Sejumlah sapi milik warga Desa Yehembang, Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana, dilaporkan mati secara misterius.
Menyikapi kejadian ini, Tim Medikvet Kecamatan Mendoyo segera bergerak melakukan pengecekan di lokasi, Selasa (22/7)
Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner (Keswan-Kesmavet) Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana, I Gusti Ngurah Putu Sugiarta, membenarkan insiden tersebut. Sapi-sapi yang mati ini dicurigai (suspek) terserang penyakit mulut dan kuku (PMK) setelah menunjukkan gejala sakit pada pekan lalu.
Laporan awal mengenai ternak sapi dan kerbau yang sakit diterima petugas pada Jumat malam (18/7) di Banjar Pasar, Desa Yehembang. Tindak lanjut dilakukan keesokan harinya, petugas menemukan ternak sakit dengan gejala nafsu makan menurun dan luka pada lubang hidung.
Meskipun ternak tersebut telah diobati, beberapa di antaranya kemudian ditemukan mati. “Ada tiga ekor ternak warga yang mati. Yakni satu ekor sapi indukan, satu ekor sapi anakan, dan satu ekor kerbau,” jelas Sugiarta.
Ia menambahkan bahwa pihaknya telah memberikan pelayanan kesehatan, termasuk pemberian vitamin, penyemprotan desinfektan, dan obat pengusir lalat kepada ternak di sekitar lokasi.
Dari total 48 ekor hewan ternak sapi dan kerbau di sekitar lokasi, tiga ekor dilaporkan mati. Sugiarta menjelaskan, bangkai ternak tidak dapat diperiksa karena sudah dipindahkan oleh warga.
Berdasarkan keterangan pemilik, hewan yang sakit menunjukkan gejala tidak mau makan, keluar busa dari mulut, dan luka pada lubang hidung.
Saat ini, beberapa ternak yang sakit telah menunjukkan kondisi membaik. Dinas Pertanian dan Pangan Jembrana berencana melaksanakan vaksinasi PMK di sekitar lokasi mulai awal bulan depan untuk mencegah penularan lebih lanjut.
Peternak diimbau untuk selalu memperhatikan kesehatan ternaknya, menjaga kebersihan kandang, dan rutin melakukan penyemprotan desinfektan. (Surya Dharma/balipost)