
DENPASAR, BALIPOST – Fluminense bertekad menciptakan kejutan besar saat menghadapi Chelsea dalam semifinal Piala Dunia Antarklub 2025 pada Rabu dini hari WIB. Klub asal Rio de Janeiro ini akan mengandalkan kedisiplinan taktik dan kesabaran untuk menumbangkan raksasa Inggris tersebut.
Pelatih Fluminense, Renato Gaúcho, optimistis dengan peluang timnya meskipun mengakui adanya jurang finansial yang lebar. “Ketika saya mengatakan kami ini seperti anak itik buruk rupa, saya bicara soal kondisi finansial,” ujar Renato yang dikutip dari Kantor Berita Antara, Selasa (8/7).
“Fluminense hanya memiliki 10 persen dari kekuatan finansial klub-klub besar lainnya. Tapi kami punya sikap, konsentrasi, dan kerja keras yang membawa kami sejauh ini.”
Fluminense datang ke turnamen sebagai tim kuda hitam. Menurut prediksi Opta, peluang mereka untuk menjuarai kompetisi ini hanya 0,05 persen. Namun, tim asuhan Renato Gaúcho secara mengejutkan berhasil menempati posisi kedua Grup F setelah menahan imbang Borussia Dortmund dan Mamelodi Sundowns, serta mengalahkan Ulsan Hyundai.
Kiprah mengejutkan mereka berlanjut di fase gugur. Fluminense berhasil menumbangkan runner-up Liga Champions Inter Milan di babak 16 besar, diikuti dengan kemenangan atas Al Hilal di perempat final. Transformasi cepat yang dilakukan Renato dalam tiga bulan terakhir patut diacungi jempol, membawa klub yang sebelumnya berada di zona degradasi kini menjadi penantang serius di panggung dunia.
Menjelang laga krusial ini, Renato menggambarkan semifinal sebagai “permainan catur” yang menuntut kecermatan dan penguasaan bola. Ia menekankan pentingnya mengontrol tempo pertandingan, terutama dengan suhu tinggi saat kickoff pukul 15.00 waktu setempat.
“Ini akan menjadi laga yang ketat dan penuh kesabaran. Kami sangat menghormati Chelsea, tapi ini soal strategi dan memanfaatkan setiap momen,” kata Renato, yang juga telah menyiapkan skema untuk meredam kekuatan individu The Blues.
Dari kubu lawan, pelatih Chelsea Enzo Maresca menyadari sepenuhnya ancaman yang diberikan wakil Brasil tersebut. Pengalamannya dua kali bertemu tim asal Negeri Samba sebelumnya menunjukkan perlawanan sengit, di mana Chelsea kalah 1-3 dari Flamengo di fase grup dan menang tipis 2-1 atas Palmeiras di perempat final.
“Kualitas pemain Brasil adalah yang terbaik. Tapi yang juga jelas terlihat adalah energi mereka yang luar biasa dibanding tim Eropa yang datang dari musim panjang,” ujar Maresca. (Suka Adnyana/Balipost)