Ilustrasi - Petugas perbankan mengecek uang tunai sebelum didistribusikan. (BP/Ant)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali sebagai destinasi pariwisata internasional menunjukkan peningkatan aktivitas perekonomian yang cukup signifikan. Hal ini dapat dilihat dari capaian penerimaan sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sejumlah Rp1.032,78 miliar yang tumbuh 18,24% dibandingkan dengan tahun 2024 lalu.

Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak (Kanwil DJP Bali), Darmawan di Denpasar menyampaikan pencapaian target tetap optimis tumbuh ke depannya kendati dibayangi kondisi
geoplitik antara Iran-Israel, termasuk adanya kebijakan tarif AS. Beberapa strategi akan dilaksanakan termasuk memantau kondisi ekonomi.

Baca juga:  Jembrana Perluas Kawasan Industri

Sebab, berdasarkan informasi yang perlu diwaspadai adalah kenaikan harga minyak yang akan berpengaruh terhadap APBN. Sementara terkait pendapatan Bali dari sektor pariwisata
yang dalam hal ini jumlah wisatawan, kata dia, wisman yang mendominasi masih dari Australia dan India. Wisatawan domestik juga masih tinggi kunjungannya.

Lebih lanjut Darmawan menyebutkan DJP Bali telah mengumpulkan penerimaan pajak sejumlah Rp6,27 triliun atau 34,86% dari target yang telah ditetapkan sebesar Rp17,99 triliun
hingga Mei tahun 2025. Penerimaan ini tumbuh sebesar 11,44% dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya (year on year).

Baca juga:  Terlibat Korupsi, Mantan Ketua Pengawas LPD Desa Pakraman Selat Dituntut 15 Bulan

“Hingga bulan Mei 2025, penerimaan pajak di Bali mencapai Rp6.271,59 miliar. Apabila dibandingkan dengan periode Mei tahun 2024, penerimaan pajak saat itu Rp5.627,98 miliar.
Perbandingan penerimaan pajak tersebut mengakibatkan pertumbuhan yang positif sebesar 11,44%,” ungkap Darmawan.

Darmawan juga menyampaikan penerimaan pajak didorong oleh beberapa sektor usaha dominan, yaitu perdagangan besar dan eceran, reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor Rp1.168,46 miliar (dengan kontribusi sebesar 18,63% dari total penerimaan pajak).

Baca juga:  Pariwisata Terpengaruh Aktivitas Gunung Agung, Pengusaha Diminta Jangan Korbankan Pekerja

Dari penyediaan akomodasi dan makan minum Rp1.032,78 miliar (16,47%), aktivitas keuangan dan asuransi Rp886,31 miliar (14,13%), aktivitas profesional, ilmiah dan teknis Rp524,09 miliar (8,36%), industri pengolahan Rp468,95 miliar (7,48%) dan sektor lainnya Rp 2.191,00 miliar (34,94%). (Suardika/bisnisbali)

BAGIKAN