
JAKARTA, BALIPOST.com – Investasi asing (foreign direct investment/FDI) di Indonesia tetap tinggi, meski saat ini konflik antara Iran dan Israel meluas. Demikian dinyatakan Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Rosan Roeslani.
“Saya melihatnya, karena dilihat dari appetite, maupun para investor kita tetap sama, tetap tinggi. Karena kalau kita lihat nature dari para investor kita, terutama yang FDI terkonsentrasi lebih banyak di negara Asia,” kata Rosan, ditemui di Jakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (24/6).
Dirinya menyampaikan investasi asing yang masuk ke Indonesia rata-rata berasal dari Singapura, Hong Kong, China, Malaysia, Jepang dan Korea, serta saat ini negara-negara tersebut tetap menyampaikan komitmen kuat. “Jadi komitmennya tetap sama, tetap tinggi,” kata dia lagi.
Oleh karena itu, hingga saat ini, kata Rosan pula, eskalasi yang terjadi di Timur Tengah belum memberikan dampak signifikan ke Indonesia.
“Kita lihat sampai dengan enam bulan ini sangat-sangat baik. Sangat-sangat positif. Buat kami kelihatannya tidak ada pengaruh yang besar, semua oke, berjalan dengan baik,” ujarnya.
Di platform X, Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan bahwa tidak ada kesepakatan mengenai gencatan senjata antara Iran dengan Israel.
Jika rezim Israel menghentikan agresi ilegal terhadap rakyat Iran paling lambat pukul 4 pagi waktu Tehran, kata Araghchi, pihaknya tak berniat melanjutkan tanggapan.
Baru-baru ini, Iran juga meluncurkan serangkaian rudal ke Pangkalan Militer Amerika Serikat Al Udeid di Qatar. Jumlah rudal yang ditembakkan dalam serangan adalah sama dengan jumlah yang digunakan AS.
“Jumlah bom yang digunakan AS saat menyerang fasilitas nuklir kita” menurut Dewan Keamanan Nasional Tertinggi Iran.
Korps Garda Revolusi Islam Iran (IGRC), yang mengaku bertanggung jawab atas serangan itu, menyebutnya sebagai pesan langsung kepada Washington dan sekutunya. (Kmb/Balipost)