Seniman Tabanan saat melakukan kegiatan gladi jelang peed aya pembukaan PKB 2025. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kabupaten Tabanan kembali ambil bagian dalam ajang Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-47 tahun 2025. Tahun ini, duta seni Tabanan akan menampilkan garapan tematik bertajuk Digjaya Mahardika Singasana.

Garapan ini mengangkat keunikan tradisi Desa Adat Wongaya Gede dan menggambarkan keharmonisan bumi lumbung padi.

Kepala Dinas Kebudayaan Tabanan, I Made Yudiana mengungkapkan garapan ini merupakan bentuk kreasi baru yang menggabungkan kekayaan budaya non-sakral, seperti Tari Sanghyang Sampat dan barisan Baris Memedi, dengan konsep utama tentang kehidupan subak yang menjadi denyut nadi masyarakat agraris di Tabanan.

Baca juga:  Klaster Keluarga di Marga Tambah Kasus, Salah Satunya Balita

“Wongaya Gede dipilih karena selain memiliki tradisi subak yang kuat, desa ini juga kaya akan warisan seni baris yang unik. Ini akan kami padukan dengan sentuhan estetika, agar tampil memikat dalam panggung pawai PKB,” jelas Yudiana, Jumat (20/6).

Garapan akan dikemas apik melalui kolaborasi gamelan barungan kecil, barungan besar, baleganjur, okokan, hingga penggunaan properti lumbung sebagai simbol bumi pertanian.

Di akhir garapan, akan disuguhkan teatrikal ngadegang Bhatara Nini atau ngodalin lumbung, yang dikenal dalam tradisi masyarakat Tabanan pada rahina somoribek.

Baca juga:  Dana Hibah Nihil, Askab PSSI Tabanan ‘Off’ Dulu

Yudiana yang didampingi Kabid Kesenian, Ni Luh Nyoman Sri Suryati, menyebutkan bahwa pawai duta Tabanan akan melibatkan lebih dari 300 seniman.

“Barisan pawai juga akan dihiasi papan nama kabupaten, payas lelunakan, jegeg-bagus berbusana agung, hingga penampilan Tari Jayaning Singasana AUM yang diiringi gong suling. Uparengga turut melengkapi formasi sebelum garapan utama,” imbuhnya.

Tak hanya menonjolkan aspek seni pertunjukan, garapan ini juga sarat makna filosofis. Tema Digjaya Mahardika Singasana lanjut kata Yudiana menggambarkan kejayaan, keharmonisan, dan keasrian bumi Tabanan.

Baca juga:  Desa Adat Bakas Dukung Tumbuhnya Destinasi Baru

Konsep ulu-teben turut diangkat, mencerminkan hubungan antara gunung Batukaru sebagai hulu penghasil pangan, pesisir sebagai teben dengan panorama indah, dan kota Tabanan sebagai singasana – pusat kemakmuran dan peradaban.

Dengan melibatkan seribu lebih seniman dari seluruh kecamatan, partisipasi Tabanan tahun ini dalam PKB disebut sebagai wujud komitmen pelestarian budaya. “Ini bentuk nyata bagaimana Tabanan terus menjaga roh seni tradisi yang diwariskan leluhur, sambil dengan tetap terus berinovasi agar seni kita tetap hidup ” tegas Yudiana. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN