Suasana di Desa Celuk, Gianyar. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com  – Tak hanya pantai dan pura, Bali juga menyimpan destinasi yang kaya akan seni dan kerajinan. Desa Celuk, yang terletak di Kecamatan Sukawati, Gianyar, dikenal sebagai kampung perajin perak dan emas sejak seabad lalu.

Berikut enam alasan mengapa Celuk patut dikunjungi, terutama bagi wisatawan yang mencari pengalaman budaya otentik.

1. Pusat Perhiasan Perak dan Emas Tertua di Bali

Celuk telah dikenal sejak 100 tahun lalu sebagai desa penghasil perhiasan logam mulia. Hampir setiap rumah di desa ini memiliki bengkel kerja (workshop) atau galeri sendiri. Produk-produk dari Celuk telah menembus pasar Eropa, Amerika, hingga Australia.

Baca juga:  Persoalan Keluarga Sebabkan Septiyani Nekat

2. Saksikan Langsung Proses Pembuatan Perhiasan

Wisatawan bisa melihat langsung bagaimana perhiasan dibuat, mulai dari peleburan, pembentukan, hingga finishing yang rumit. Sejumlah artshop rutin menyambut tamu yang ingin menyaksikan proses ini.

3. Ikut Kelas Membuat Perhiasan Sendiri

Banyak galeri menawarkan silver class atau kelas kerajinan perak untuk wisatawan. Dalam waktu 1–2 jam, pengunjung bisa membuat anting, cincin, atau liontin sendiri dengan panduan langsung dari pengrajin. Biaya mulai dari Rp 300.000–450.000, sudah termasuk bahan dan hasil jadi.

Baca juga:  Pemegang Saham Pertama Soal Sky Garden Angkat Bicara

4. Belanja Langsung dari Pengrajin Lokal

Celuk adalah tempat terbaik untuk membeli perhiasan khas Bali tanpa perantara. Harga anting sederhana mulai dari Rp 50.000, sementara produk kompleks bisa mencapai jutaan rupiah. Pengunjung juga bisa melakukan tawar-menawar dengan ramah.

5. Dekat dengan Destinasi Wisata Lain

Letaknya strategis: hanya 8 km dari Denpasar dan bisa dicapai dalam 20–30 menit dari Ubud atau Kuta. Biasanya, Celuk dikombinasikan dengan kunjungan ke Desa Batuan (lukisan), Batubulan (tari Barong), dan Air Terjun Tegenungan dalam satu hari perjalanan.

Baca juga:  Industri Kerajinan Perak di Celuk Makin Meredup

6. Pengalaman Budaya yang Otentik dan Terjangkau

Tidak seperti kawasan wisata komersial lainnya, Celuk menawarkan interaksi langsung dengan warga lokal dan suasana desa yang tenang. Selain itu, fasilitas seperti warung makan, akses jalan, dan parkir sudah cukup baik untuk wisatawan. (Pande Paron/balipost)

BAGIKAN