
BANGLI, BALIPOST.com – Kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli mengalami penurunan signifikan. Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bangli mencatat kunjungan wisatawan pada periode Januari hingga Mei tahun 2025 turun sebesar 13,64 persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dimana pada periode Januari -Mei 2024 kunjungan wisatawan ke Bangli mencapai 685.790. Namun, pada periode yang sama di tahun 2025, angka tersebut merosot menjadi 592.241 wisatawan.
Pada tahun 2025, Disparbud Bangli menargetkan pendapatan retribusi dari kunjungan wisatawan ke lima DTW di Bangli sebesar Rp 58,8 miliar. Sementara ini baru terealisasi 32,25 persen.
Kabid Destinasi Pariwisata, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Kabupaten Bangli I Gede Putu Budiastawa seijin Kadisparbud I Wayan Sugiartha menyebutkan, beberapa faktor menjadi penyebab utama merosotnya angka kunjungan ini. Salah satunya adalah adanya pembatasan studi tour bagi anak sekolah.
Destinasi populer seperti Desa Penglipuran, yang sebelumnya menjadi magnet bagi rombongan pelajar, mahasiswa, dan bahkan instansi seperti BUMN, kini mengalami penurunan drastis dalam hal jumlah pengunjung dari segmen tersebut.
Selain itu kebijakan efisiensi anggaran yang dilakukan pemerintah pusat juga turut berkontribusi pada penurunan ini.
Sebelumnya, Bali sering menjadi pilihan utama untuk berbagai rapat dan kegiatan kementerian serta instansi pemerintah. Kegiatan-kegiatan ini biasanya juga dimanfaatkan oleh para peserta untuk berlibur ke objek wisata termasuk ke Bangli.
“Dulu banyak rapat-rapat diadakan di Bali, biasanya kementerian rapat-rapat di Bali pasti ada liburannya ke objek wisata. Kalau di Bangli, kunjungannya biasanya banyak ke Penglipuran dan Kintamani,” jelas Budiastawa.
Dengan adanya efisiensi, frekuensi rapat di luar kota, termasuk di Bali, kini jauh berkurang, secara tidak langsung mengurangi jumlah wisatawan yang datang k Bangli.
Meski ada penurunan secara keseluruhan, Budiastawa juga menambahkan bahwa tren penurunan pada wisatawan asing di bulan-bulan ini merupakan hal yang wajar karena sedang memasuki musim sepi (low season). Kunjungan wisatawan asing biasanya akan kembali meningkat pada bulan Juli dan Agustus.
Disparbud Bangli saat ini berupaya mencari strategi untuk mendongkrak angka kunjungan wisatawan ke Kabupaten Bangli. Budiastawa mengatakan, selain menggencarkan promosi, pihaknya juga akan mengoptimalkan kembali pemungutan retribusi terutama di DTW Kintamani. (Dayu Swasrina/Balipost)