
MANGUPURA, BALIPOST.com – Sepinya kegiatan Meeting, Incentive, Convention and Exhibition (MICE) atau pertemuan dan konferensi yang biasa dilakukan pemerintah, berdampak pada pemutusan hubungan kerja (PHK) tenaga kerja pariwisata. Hal itu diungkapkan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Bali.
“Iya, MICE sedang mati, itu yang terjadi,” kata Wakil Ketua PHRI Bali I Gusti Ngurah Rai Suryawijaya di sela Bali Beyond and Travel Fair di Kabupaten Badung, dikutip dari kantor berita Antara, Rabu (11/6).
PHRI Bali mengaku prihatin atas PHK ini sebab wisatawan yang datang untuk berlibur sedang tinggi, namun diakui ada penurunan pesanan akomodasi untuk menggelar pertemuan konferensi.
“Pariwisata internasional bagus, masih 18 ribu per hari dengan 43 maskapai terbang setiap hari, di kota-kota besar MICE-nya turun drastis hampir 70 persen,” ujarnya.
Menurut Rai Suryawijaya, saat ini dengan masih ada 70 persen wisatawan yang datang untuk berlibur dan sisanya 30 persen untuk pertemuan dan konferensi semestinya tidak sampai membuat tenaga kerja diberhentikan.
Okupansi hotel sendiri saat ini mencapai 70 persen bahkan beberapa hotel menyentuh 80 persen, ditambah PHRI Bali meyakini Bali akan memasuki lonjakan kunjungan pada bulan Juli.
Diketahui hingga saat ini Disnaker Bali mencatat sudah ada sekitar 100 tenaga kerja pariwisata yang terkena PHK, oleh sebab itu Rai Suryawijaya berharap tak ada lagi pemutusan hubungan kerja di sektor pariwisata.
Apalagi, saat ini Mendagri memberikan kelonggaran untuk pemerintah menggelar pertemuan di hotel dan restoran.
“Ini angin segar yang luar biasa bagi insan pariwisata khususnya bisnis MICE ini akan bisa meningkat lagi, dan di samping itu membantu okupansi hotel,” kata Rai Suryawijaya.
“Multi efeknya dari pariwisata bisnis ini akan sangat luar biasa khususnya terhadap UMKM kita,” sambungnya.
Menurut dia, dengan kondisi wisatawan berlibur yang tinggi datang dan potensi agenda pertemuan dan konferensi kembali lagi semestinya tenaga kerja ini dipertahankan sebagai aset dari perusahaan.
“Belum ada (pesanan untuk konferensi) kan baru pengumuman, tapi nanti kementerian pasti akan pesan ulang lagi, dulu yang pernah dibatalkan itu nanti kan akan dipesan lagi,” ujar Wakil Ketua PHRI Bali. (Kmb/Balipost)