Jalur- Jalur Sembuwuk-Laplapan yang mengalami kerusakan. (BP/Wir)

GIANYAR, BALIPOST.com – Keluhan masyarakat terkait kerusakan jalan di Jalur Sembuwuk-Laplapan mendapatkan perhatian anggota DPRD dari Dapil Tampaksiring. Melalui permohonan ke Bupati Gianyar dan koordinasi dengan Dinas PUPR kerusakan jalan di Jalur Sembuwuk-Laplapan akan diperbaiki.

Wakil Ketua Komisi IV DPRD Gianyar yang juga Anggota Dewan Dapil Tampaksiring, Dewa Gede Agung Pastika Selasa (10/6), mengatakan, Pemerintah Kabupaten Gianyar telah mengalokasikan anggaran perbaikan jalan sebesar Rp 140 miliar untuk tahun 2025 ini. Anggaran tersebut diantaranya akan digunakan untuk memperbaiki infrastruktur jalan di tiga titik di Kecamatan Tampaksiring salah satunya Jalur Sembuwuk-Laplapan.

Baca juga:  Masuki Masa Tenang, Bawaslu Bangli akan Patroli Fisik hingga Dunia Maya

Agung Pastika menjelaskan, Jalan di Jalur Sembuwuk melintasi Banjar Sembuwuk, Desa Pejeng Kaja, Kecamatan Tampaksiring tembus ke Banjar Laplapan, Desa Petulu, Kecamatan Ubud. Jalur ini selain dilewati masyarakat lokal juga banyak dilalui kendaraan pariwisata.

Dipaparkannya, Jalur Sembuwuk-Laplapan merupakan akses penting di Kabupaten Gianyar. Jalur tersebut tidak hanya menjadi penghubung antar desa, tetapi juga jalur shortcut pariwisata Ubud dengan Tampaksiring.

Lebih lanjut Anggota Gianyar DPRD dari Fraksi PDI Perjuangan DPRD Gianyar mengungkapkan Jalur Sembuwuk-Laplapan memiliki panjang sekitar dua kilometer.

Baca juga:  Dewan Ingatkan Gugus Tugas Hati-hati Gunakan Anggaran Penanganan COVID-19

Selain perbaikan jalan, juga akan dilakukan pelebaran jalan termasuk perbaikan gorong-gorong. Total anggaran untuk perbaikan jalur ini sekitar Rp 5 miliar. “Mudah-mudahan proses tender dengan kontraktor selesai bulan ini, Jalur Sembuwuk-Laplapan segera diperbaiki, diperlebar termasuk perbaikan gorong-gorong,” tegasnya.

Pria yang karib disapa Degung Kesatria Melayank (DKM) menambahkan adapun kondisi jalan di Jalur Sembuwuk-Laplapan kondisi aspalnya banyak berlubang, sehingga sangat membahayakan pengguna jalan, terutama saat malam hari atau ketika di guyur hujan.

Baca juga:  Anggaran Kemendagri Tahun 2025 Diefisiensi Hingga 50 Persen

“Kerusakan tersebut selain karena pondasi aspal yang lembab karena berada di areal persawahan, kerusakan ini juga dipicu oleh tingginya mobilitas kendaraan,” jelasnya. (Wirnaya/Balipost)

BAGIKAN