
DENPASAR, BALIPOST.com – Takbiran keliling merupakan bagian yang tak terpisahkan dari malam Idul Adha di banyak daerah di Indonesia. Tradisi ini bukan hanya bentuk ekspresi keimanan, tetapi juga momen kebersamaan yang mempererat hubungan sosial antarwarga.
Berikut empat fakta menarik seputar tradisi takbiran keliling:
1. Tradisi Lama yang Masih Hidup di Berbagai Daerah
Takbiran keliling sudah menjadi tradisi turun-temurun di Indonesia, baik pada malam Idul Fitri maupun Idul Adha. Meski lebih dikenal saat lebaran, takbir keliling juga dilakukan untuk menyambut Idul Adha di banyak daerah, terutama pedesaan.
2. Meriah dengan Obor dan Kendaraan Hias
Setiap daerah punya cara unik. Di Konawe Selatan, masyarakat membawa obor saat keliling. Di kota, takbiran dilakukan dengan iring-iringan kendaraan hias dan bedug keliling. Anak-anak, remaja, dan orang tua ikut serta, menciptakan suasana malam yang meriah.
3. Syiar Islam Sekaligus Ajang Silaturahmi
Takbir keliling tidak hanya sebagai syiar agama, tetapi juga menjadi momen silaturahmi. Banyak warga yang saling menyapa, berbagi makanan ringan, hingga berdoa bersama setelah takbiran selesai.
Menurut Buya Yahya, takbir keliling adalah bagian dari syiar yang sah, selama tidak disertai tindakan melanggar aturan atau musik-musik yang mengganggu kekhusyukan. Ketertiban dan niat ibadah tetap jadi kunci utama.
4. Simbol Rasa Syukur dan Semangat Komunitas
Lebih dari sekadar rutinitas, takbir keliling menjadi simbol kebahagiaan bersama. Cahaya obor, lantunan takbir, dan tawa anak-anak menciptakan suasana spiritual sekaligus hangat di tengah masyarakat. (Pande Paron/balipost)