
GIANYAR, BALIPOST.com – Unggahan viral di media sosial terkait pecalang Banjar Bangkiang Sidem dan Banjar Sebali, di Desa Keliki, Kecamatan Ubud, Gianyar bersama prajuru adat melakukan pengecoran (dengan campuran semen) di sebagian jalan berlubang seputaran jalan menuju Payogan, Lungsiakan dan Ubud, memancing reaksi negatif netizen.
Banyak komentar netizen menuding lambannya kerja Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gianyar dalam melakukan perbaikan jalan.
Menyikapi tudingan tersebut, Bupati Gianyar, I Made Mahayastra menekankan bahwa perbaikan jalan Payogan-Lungsiakan-Ubud, membutuhkan proses tender. Selain itu, proses perbaikan jalan tersebut harus menunggu produksi aspal. Perusahaan yang memproduksi aspal relatif terbatas di Bali. Biasanya produsen aspal baru akan memproduksi aspal setelah proses tender selesai, katanya.
Selain itu, Bupati Agus Mahayastra mengaku bahwa sebelum prajuru adat melakukan penambalan secara swadaya, mereka berlebih dahulu telah berkoordinasi pada dirinya. Dalam pertemuan, Mahayastra dengan prajuru setempat, dirinya menyampaikan bahwa jalan tersebut akan diperbaiki tahun ini.
Karena prosesnya masih butuh waktu, dan kebetulan saat itu ada masyarakat yang memiliki stok semen dan material untuk penambalan, sehingga mereka meminta izin terlebih dahulu, agar lubang-lubang yang ada saat ini, sementara waktu bisa ditutup menggunakan campuran semen. (Wirnaya/Balipost)