Desain Penataan kawasan Kota Singaraja. (BP/Yud)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Pemerintah Kabupaten Buleleng mencanangkan program penataan wajah kota di tahun 2026. Konsepnya, perpaduan antara arsitektur kolonial Belanda dan budaya lokal Buleleng. Bahkan konsep DED pun sudah memasuki tahap tender.

Penataan wajah kota ini seiring bersama konsep besar Kota Singaraja sebagai kawasan heritage yang membentang dari RTH Bung Karno, Catus Pata, Tugu Singa, hingga Pelabuhan Buleleng.

Bupati Buleleng, dr. I Nyoman Sutjidra membenarkan konsep itu. Penataan wajah Kota Singaraja bertujuan menghadirkan kota yang lebih tertata, ramah masyarakat, serta mendukung pengembangan pariwisata dan UMKM. Apalagi dulunya, Kabupaten Buleleng sempat menjadi Ibu Kota Sunda Kecil pada masa kolonial Belanda. Hanya saja, penataan kali ini baru hanya difokuskan di titik 0 Kota Singaraja.

Baca juga:  Jumlah Golput Tinggi, KPU Badung Gencarkan Sosialisasi di 2 Wilayah Ini

“Ruang Terbuka Hijau (RTH) di Rumah Jabatan akan kami buka lebih luas untuk publik. Masyarakat bisa memanfaatkannya sebagai ruang interaksi dan rekreasi,” ujar Bupati, Selasa (3/6).

Tak hanya Rumah Jabatan Bupati yang diperluas, Gedung Wanita Laksmi Graha yang persis berada di sebelah baratnya pun akan di renovasi ulang. “Gedung itu tidak disewakan lagi, khusus digunakan untuk kegiatan Dekranasda dan UMKM. Banyak bus wisata dari luar daerah ingin parkir tapi terhambat fasilitas utamanya parkir,” terang Sutjidra.

Baca juga:  Indonesia dan Pakistan Sepakat Perkuat Kerja Sama Ekonomi dan Perdagangan

Disisi lain, Kadis PU- TR Kabupaten Buleleng, Putu Adipta Eka Putra, menjelaskan bahwa penataan ini dirancang dengan pendekatan partisipatif, melibatkan tokoh-tokoh Buleleng dan arsitek lokal.

Konsep ini menghidupkan kembali nilai historis Belanda, namun dibalut dengan nuansa khas Buleleng. “Gedung-gedung tua akan direstorasi sesuai struktur aslinya, namun diberi fungsi baru yang lebih ramah untuk anak-anak dan masyarakat,” katanya.

Adipta menambahkan bahwa kawasan RTH di Rumah Jabatan akan diperluas menjadi zona palemahan kangin, dan sisi barat akan dijadikan zona palemahan kauh. “Vibes pusat kota akan terasa lebih hidup, sekaligus estetis, dengan penggunaan paving artistik dan pencahayaan tematik,” imbuhnya.

Baca juga:  Dua Anak Megawati Duduk di Kepengurusan DPP PDIP, Jabatan Puan Dibilang Keren

Sementara itu, untuk kantor Bupati Buleleng sendiri juga akan direnovasi, khusunya pintu masuk. Adipta menegaskan, pintu masuk Kantor Bupati Buleleng nantinya akan berada di tengah-tengah dan menjadi satu. “Nanti pintunya akan jadi satu, ditengah persis dibelakang tugu singa ambaraja. Tidak ada pintu wing kanan, wing kiri lagi,” tandasnya. (Nyoman Yudha/balipost)

BAGIKAN