
MANGUPURA, BALIPOST.com – Selain pembangunan infrastruktur jalan untuk mengatasi kemacetan lalu lintas yang semakin parah di wilayah Kabupaten Badung, kalangan DPRD Badung mengusulkan pembangunan pelabuhan kecil yang menghubungkan jalur-jalur wisata, seperti dari Bandara Ngurah Rai menuju Canggu, Cemagi, dan sekitarnya.
Ketua DPRD Badung, I Gusti Anom Gumanti menyatakan bahwa hal ini merupakan solusi konkret atas kemacetan yang sudah sangat mengkhawatirkan.
“Atau apa saja yang bisa dilihat secara kajian, sehingga tidak lagi mereka lintas darat, tapi bisa juga solusinya, yang turun dari Bandara mau ke Canggu, Cemagi, dan lain sebagainya bisa melalui laut. Nah, itu salah satu solusi, nanti kita lihat perkembangan lagi,” ungkap Anom Gumanti saat penandatanganan Rancangan Awal RPJMD 2025-2030.
Usulan ini disampaikan bersamaan dengan apresiasinya terhadap langkah Bupati dan Wakil Bupati Badung yang telah menyusun arah pembangunan jangka menengah daerah. Menurut Anom Gumanti, tiga persoalan utama yang harus segera dituntaskan adalah air bersih, pengelolaan sampah, dan kemacetan.
Ia juga menegaskan bahwa pihaknya mendukung penuh segala skema pembiayaan, termasuk pinjaman daerah, selama bertujuan menyelesaikan permasalahan prioritas tersebut. “Apalagi, masalah kemacetan sampai stagnan seperti ini, ya bahaya juga buat pariwisata kita ke depan. Kita dorong dan dukung Pak Bupati Badung, walaupun dengan skema pinjaman,” ungkapnya.
DPRD Badung berharap langkah menuntaskan tiga masalah di Badung dapat dimulai sebelum 2026, seiring dengan target penyelesaian tiga masalah krusial daerah. “Tiga masalah krusial itu sudah lama tidak terselesaikan. Jadi, fokus urusan itu, tadi pak Bupati sebutkan 2026, Astungkara bisa diselesaikan. Kita tunggu, setelah itu mungkin perlu kita pikirkan ke depan,” tegas Anom Gumanti.
Sementara itu, gagasan pembangunan pelabuhan kecil sejatinya bukan hal baru. Mantan Bupati Badung, I Nyoman Giri Prasta pernah menyampaikan wacana serupa saat masih menjabat. Ia menyebut, pelabuhan kecil akan menjadi bagian dari konsep tol laut pariwisata, yang memungkinkan wisatawan berpindah antarwilayah tanpa harus menggunakan jalur darat.
“Transportasi laut ini akan sangat efisien untuk wisatawan yang ingin langsung menuju hotel-hotel di pesisir tanpa terjebak lalu lintas padat. Mereka akan turun di stop over laut dan langsung dijemput armada kecil ke destinasi akhir,” jelasnya.
Konsep ini dinilai lebih realistis dibanding sekadar melebarkan jalan, mengingat keterbatasan lahan di kawasan Badung Selatan. Dengan dibangunnya pelabuhan kecil dan sistem transportasi laut yang terintegrasi, Badung bisa menjadi pionir dalam pengembangan infrastruktur wisata berkelanjutan di Bali. (Parwata/balipost)