Suasana ngerebeg di Desa Tegal, Darmasaba. (BP/Dokumen Desa Darmasaba)

DENPASAR, BALIPOST.com – Tradisi Ngerebeg di Desa Adat Tegal, Darmasaba, Badung, bukan sekadar ritual adat. Upacara yang sarat makna spiritual ini telah diwariskan turun-temurun sejak abad ke-14.

Berikut adalah tujuh hal penting yang akan membantumu memahami kedalaman tradisi ini, disarikan dari berbagai sumber:

1. Hanya Dilaksanakan Dua Kali Setahun

Ngerebeg dilakukan setiap enam bulan, tepatnya pada hari Wraspati Kliwon Wuku Langkir, yaitu lima hari setelah Hari Raya Kuningan, mengikuti kalender Bali. Warga menyambut momen ini dengan penuh persiapan dan kekhidmatan.

Baca juga:  Diduga Salah Konstruksi, Rumah di Darmasaba Ambruk

2. Berakar dari Krisis Wabah Abad ke-14

Tradisi ini muncul sebagai respons spiritual terhadap wabah penyakit pasca-pengungsian besar-besaran. Ngerebeg dipercaya mampu menetralisir kekuatan negatif yang mengancam desa.

3. Tidak Hanya Sesuhunan Barong dan Rangda: Puluhan Petapakan Turut Serta (Lunga)

Meskipun Barong dan Rangda memang menjadi sorotan utama dalam prosesi Ngerebeg, sesungguhnya lebih dari itu—beragam petapakan suci juga diarak keliling desa. Dalam pelaksanaannya, setidaknya ada delapan barong (termasuk Barong Ket, Barong Bangkal, Barong Macan, dan Barong Landung), dua Rangda, satu Rarung, sepuluh sisia, serta berbagai manifestasi lain seperti Barong Babi dan Barong Landung (lanang dan istri).

Baca juga:  KIM Pilih Ketua PSI Bali Jadi Bacalon Wawali Denpasar

Kehadiran seluruh petapakan ini melambangkan kekuatan-kekuatan niskala yang menjaga keseimbangan antara unsur baik dan buruk dalam kehidupan masyarakat.

4. Ritual “Tek Cor” yang Unik dan Penuh Arti

Penduduk menyetor jinah bolong (uang kepeng) sebagai persembahan dan pencatatan jumlah warga. Ritual ini menggabungkan fungsi spiritual dan administratif secara harmonis.

5. Gamelan Beleganjur Menyatu dalam Prosesi

Iringan musik tradisional seperti gamelan beleganjur menciptakan suasana magis sepanjang jalannya upacara, memperkuat nuansa sakral dan sekaligus meriah.

Baca juga:  Candaan Penumpang Lion Air Gegerkan Bandara Ngurah Rai

6. Pusat Aktivitas: Bale Agung dan Pura Dalem Gede Batan Dulang

Seluruh kegiatan berpusat di dua tempat suci ini, tempat berkumpulnya palawatan dan persembahyangan bersama sebagai bentuk penghormatan pada leluhur.

7. Penjaga Identitas dan Harmoni Sosial

Lebih dari tradisi, Ngerebeg adalah alat perekat sosial dan identitas kolektif warga Desa Tegal, yang terus dijaga dan diwariskan dari generasi ke generasi. Partisipasi kolektif seluruh warga dalam upacara ini mencerminkan semangat gotong royong yang kuat. (Pande Paron/balipost)

BAGIKAN