
DENPASAR, BALIPOST.com – Presiden Prabowo dengan bangga memperlihatkan keunggulan program Makan Bergizi Gratis kepada salah satu tokoh terkaya di dunia, Bill Gate, Rabu (7/5), lalu bagaimana kondisi program MBG di Bali?
Menurut catatan Bali Post sejak program ini diluncurkan usai Prabowo dilantik jadi Presiden, Oktober 2024, program ini di Bali belum optimal karena berbagai alasan.
Yang terbaru, DPRD Denpasar memanggil Badan Gizi Nasional (BGN) bersama Disdikpora Denpasar untuk mendengar penjelasan tentang pelaksanaan Makan Bergizi Gratis (MBG) karena program tersebut belum berjalan optimal hingga saat ini.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Denpasar, Eko Supriadi mempertanyakan standar gizi MBG yang diberikan serta hasil evaluasi dari pemberian MBG. “Dari paparan BGN, jauh dari harapan masyarakat kita di Denpasar karena program ini terputus-putus,’’ tegasnya.
Anggota DPRD Denpasar Komisi IV Ketut Sudana mengatakan, dari total 173.414 siswa yang ada di Denpasar, baru ditangani dua dapur yaitu yang ada di Densel dan Dentim menurutnya tidak cukup, padahal idealnya minimal ada 47 dapur.
Sementara itu Sekretaris Dinas Disdikpora I Ketur Dirga didampingi Kabid Pembinaan SMP Disdikpora Denpasar, A.A. Putu Gede Astara mengatakan, saat ini program baru berjalan di dua sekolah yaitu SMPN 1 dan 6 Denpasar. Setelah Kuningan, pelaksanaan program akan mengarah ke SMPN 8 Denpasar. Total siswa TK, SD, SMP penerima manfaat yaitu 173.414.
Dengan jumlah tersebut, idealnya ada 46-47 dapur di Denpasar karena di satu SPPG atau dapur dapat melayani 3.500 siswa. Sementara saat ini baru ada 4 dapur, itupun di dua kecamatan sedangkan di Denbar dan Denut belum ada dapur.
Nanti dari pemdes bisa mendaftarkan masyarakat yang mau jadi relawan. Seperti di Kesiman, tidak ada relawan yang mendaftar padahal digaji Rp90 ribu – Rp100 ribu per hari. ‘’Mungkin ukuran di Denpasar sangat minim, minimal Rp200 ribu, baru ada yang tertarik,” tandasnya.
Kepala dapur atau SPPG Dentim Ni Wayan Risnawati mengungkapkan saat ini di dapur Dentim baru ada 24 tenaga, sedangkan kebutuhan idealnya 45 orang agar dapat menyiapkan makanan untuk 3.500-an orang. “Nantinya tanggal 9 Mei, seiring dengan bertambahnya penerima manfaat, tenaga yang dibutuhkan pasti akan bertambah,” ujarnya.
Baru Satu Dapur
Realisasi program MBG (Makan Bergizi Gratis) di Klungkung juga sangat lambat. Hingga memasuki bulan Mei, realisasinya mentok pada satu dapur umum di Desa Selat Kecamatan Klungkung. Itu pun baru bisa melayani sekitar 1.300 siswa TK-SD-SMP di Desa Selisihan, Desa Manduang, Desa Selat dan di Desa Tegak.
Hal itu disampaikan Kepala Dinas Pendidikan Klungkung I Ketut Sujana, Rabu (7/5). Dengan capaian 1.300 siswa, hal ini tentu belum bisa mencapai target 3.500 siswa disana, karena jumlah itulah target sasaran siswa dalam satu dapur umum.
Dia mengaku belum tahu apa yang menjadi kendala, sehingga realisasi program MBG ini terkesan lambat. Karena program MBG semua aturan mainnya ada di pemerintah pusat. Pihaknya tidak bisa mengintervensi, termasuk penentuan titik dapur umum juga dari pemerintah pusat. Pihaknya di daerah hanya menyiapkan data penerima program MBG itu.
Total sasaran MBG di Klungkung ada 39.660 siswa, dari jenjang TK, SD, SMP, SMA /SMK dan SDLB. Seluruh data puluhan ribu siswa tersebut sudah diserahkan kepada pemerintah pusat. Agar program ini dapat menyentuh siswa pada semua jenjang pendidikan.
Karena situasi seperti ini, Sujana menegaskan sejauh ini belum ada komunikasi lebih lanjut dari pihak penyedia dapur umum kepada Dinas Pendidikan. “Biasanya jika ada penambahan titik dapur umum, tentu kami di Dinas Pendidikan pasti dihubungi. Sampai sekarang satu-satunya dapur umum hanya di Tabu, Selat. Saat dapur umum itu masih beroperasi,” tutup Sujana.
Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Bali, IKN Boy Jayawibawa menyebut dapur program Makanan Bergizi Gratis (MBG) pertama di Kota Denpasar dapat memproduksi 3.700 paket sehari. Hal itu disampaikannya usai meresmikan dapur MBG atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) milik Polda Bali, Rabu (7/5). SPPG ini yang akan melayani sekolah di Denpasar.
“Tadi disampaikan sekitar 3.700 paket dari TK sampai SMA, produksi setiap hari menyasar sekitar lima atau tujuh sekolah,” kata Boy.
Disdikpora Bali mencatat dapur ini yang pertama dibentuk Polda Bali, namun untuk keseluruhan Bali dapur produksi dan distribusi MBG ini sudah berdiri di Jembrana, Karangasem, dan Tabanan.
Boy menyampaikan idealnya dapur MBG hadir di seluruh kabupaten/kota, namun ia menyadari prosesnya bertahap dan memerlukan dukungan berbagai pihak. (Citta Maya/Ketut Winata/Bagiarta)