Krama Tenganan melakukan tradisi perang pandan. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Bali bukan cuma soal pantai, sunset romantis, dan kafe hits di Canggu. Di balik ramainya wisatawan ke destinasi populer, Pulau Dewata juga menyimpan kekayaan budaya luar biasa yang bisa kamu temui langsung di desa-desa adatnya.

Kalau kamu ingin liburan yang lebih bermakna, dekat dengan kehidupan lokal, tradisi, dan warisan budaya, jelajah desa adat Bali bisa jadi pilihan yang sempurna. Mengunjungi desa adat di Bali bukan cuma tentang foto-foto atau jalan-jalan biasa.

Di sini, kamu bisa benar-benar belajar tentang sejarah, filosofi hidup, dan keseharian masyarakat yang masih menjaga warisan leluhur di tengah arus modernisasi. Ini adalah pengalaman yang akan memperkaya liburanmu—bukan cuma di feed media sosial, tapi juga di hati.

Baca juga:  Bali Berpotensi Alami Curah Hujan Sangat Tinggi, Ini Peringatan BMKG

Nah, biar kamu nggak bingung harus mulai dari mana, dilansir dari berbagai sumber, ini dia 4 desa adat di Bali yang wajib masuk daftar kunjungan kamu!

1. Desa Penglipuran 

Terletak di Kabupaten Bangli, Desa Penglipuran sudah mendunia karena kebersihannya yang luar biasa. Jalan-jalan rapi, rumah-rumah seragam, dan lingkungan yang hijau membuat desa ini seperti lukisan hidup.

Yang bikin makin istimewa, warga desa masih menjaga tradisi leluhur dan membangun rumah berdasarkan filosofi Bali kuno. Plus, kendaraan bermotor dilarang masuk ke area utama desa, jadi kamu bisa menikmati suasana tenang dan damai—cocok buat healing dari hiruk-pikuk kota.

2. Desa Trunyan 

Kalau kamu tertarik dengan hal-hal yang unik dan sedikit misterius, Desa Trunyan di tepi Danau Batur, Kintamani, wajib kamu datangi. Ini adalah desa Bali Aga yang punya tradisi pemakaman tak biasa: jenazah tidak dikubur atau dikremasi, melainkan diletakkan di bawah pohon Taru Menyan.

Baca juga:  Jaga Kesucian dan Keharmonisan Alam Bali, Desa Adat Didorong Buat Ini

Ajaibnya, area pemakaman tidak berbau busuk, karena pohon Taru Menyan mengeluarkan aroma wangi alami. Tradisi ini jadi bukti nyata betapa harmonisnya hubungan antara budaya dan alam di Bali.

3. Desa Tenganan 

Desa Tenganan Pegringsingan di Karangasem adalah salah satu desa Bali Aga tertua yang masih memegang teguh aturan adat. Di sini kamu bisa melihat proses pembuatan kain gringsing, salah satu kain tenun double ikat paling langka di dunia, yang bisa memakan waktu bertahun-tahun.

Baca juga:  Langgar Awig Desa Adat, Dua Warga Terancam Dikeluarkan dari Desa Adat Jero Kuta Pejeng

Setiap tahunnya, desa ini juga menggelar upacara Perang Pandan—pertarungan ritual antar pemuda dengan daun pandan berduri sebagai persembahan kepada Dewa Indra. Unik dan penuh makna!

4. Desa Bayung Gede 

Di Kecamatan Kintamani, kamu bisa mengunjungi Desa Bayung Gede, desa Bali Aga lain yang masih kuat menjaga tradisi uniknya. Salah satu yang paling menarik adalah tradisi nuntun ari-ari—tali pusar bayi tidak dikubur di halaman rumah seperti umumnya, tapi diletakkan dalam wadah bambu dan digantung di pohon suci di tempat khusus bernama Setra Ari Ari.

Tradisi ini menunjukkan betapa masyarakat Bayung Gede sangat menghargai siklus kehidupan dan spiritualitas sejak bayi baru lahir. (Agus Pradnyana/balipost)

BAGIKAN