Warga Munggu mengikuti tradisi Mekotek, Sabtu (3/5). (BP/par)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Ribuan krama Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, tumpah ruah mengikuti tradisi ngerebeg atau yang lebih dikenal sebagai makotek, Sabtu (3/5).

Masyarakat, baik anak-anak, remaja hingga orang tua mulai berkumpul pukul 13.00 WITA dengan membawa kayu pulet yang dihiasi tamiang sebagai sarana mekotek.

Setidaknya, empat ribu krama desa adat dari 12 banjar berpartisipasi dalam gelaran tersebut.

Bendesa Adat Munggu, I Made Suwida mengatakan, pelaksanaan tradisi makotek diikuti oleh seluruh krama desa adat. Tradisi ini dipercaya sudah ada sebelum penjajahan Belanda.

Baca juga:  Naik Signifikan, Kasus COVID-19 Baru di Bali Lampaui 165 Orang

“Ribuan masyarakat sudah melakukan persiapan sejak pukul 13.00 WITA. Ritual makotek diawali dengan penyiapan kayu pulet, ujungnya dihiasi daun pandan serta tamiang. Kemudian dilanjutkan dengan menyucikan dan nedunang Tamiang Kolem yang disthanakan di Pura Puseh, Desa Adat Munggu. Setelah itu baru lah krama desa menggelar makotek,” jelasnya.

Menurutnya, tradisi ini diperkirakan sudah ada sejak tahun 1700 masehi. Pada masa kejayaan Kerajaan Mengwi, wilayah kekuasaannya sampai ke Blambangan, Banyuwangi, Jawa Timur. Mendengar wiliayah kekuasaannya ingin direbut, Pasukan Taruna Munggu melakukan perlawanan. (Parwata/balipost)

Baca juga:  PPDB SD, Puluhan Ortu Siswa Datangi Disdikpora Denpasar
BAGIKAN