Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Naker Tabanan, I Nyoman Putra. (BP/Bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Upaya pembentukan Koperasi Merah Putih di Kabupaten Tabanan mulai berjalan, namun transformasinya masih bertahap. Hingga saat ini, baru satu koperasi yang menyatakan kesediaannya bertransformasi, yakni Koperasi Amerta Sari Murni yang berlokasi di Desa Padangan, Kecamatan Pupuan.

Kepala Dinas Koperasi, UKM dan Naker Tabanan, I Nyoman Putra, mengatakan, kesediaan tersebut merupakan hasil polling yang sebelumnya dikirimkan kepada koperasi aktif di Tabanan. “Kami sebarkan polling melalui grup WhatsApp koperasi yang masih aktif, dan sejauh ini baru satu koperasi yang memberikan respon kesediaan,” ujarnya, Kamis (1/5).

Baca juga:  Bupati Tamba Ajak Koperasi Sinergi Wujudkan Jembrana Emas 2026

Pembentukan koperasi desa merah putih, lanjut kata Putra merupakan bagian dari amanat Instruksi Presiden (Inpres), yang ditindaklanjuti dengan sosialisasi dan pendampingan teknis oleh Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Tabanan bersama Dinas Koperasi Provinsi Bali.

Rencananya, sesuai instruksi Wamen Koperasi, deklarasi pembentukan akan digelar pada 12 Juli 2025, ditandai dengan akta notaris sebagai penanda resmi berdirinya Koperasi Desa Merah Putih.

Baca juga:  Bupati Suwirta Ajak Koperasi Sejahterakan Masyarakat

“Jadi dengan kurun waktu dua bulan, berapa yang siap di Tabanan itu akan diketahui nanti setelah Musdes, tidak mungkin bisa serentak di seluruh desa di Tabanan, ” jelasnya.

Nyoman menjelaskan, proses percepatan pembentukan koperasi dilakukan melalui tiga pendekatan, yaitu pembentukan koperasi baru, revitalisasi koperasi yang tidak aktif, dan pengembangan koperasi yang sudah berjalan. Pilihan pendekatan ini akan diputuskan melalui Musyawarah Desa (Musdes) khusus di masing-masing desa.

Baca juga:  Mulai Musim Lobster, Nelayan Justru Tak Melaut

“Pendekatan pembentukan koperasi baru sejauh ini dinilai paling praktis. Kalau koperasi aktif bersedia bertransformasi, itu sangat bagus. Tapi kalau tidak, maka desa bisa membentuk koperasi baru. Revitalisasi koperasi mati justru lebih sulit untuk direalisasikan,” jelasnya.

Sesuai arahan Wakil Menteri Koperasi dan UKM, peluncuran awal di Tabanan tentu akan difokuskan pada koperasi-koperasi yang sudah siap, mengingat tidak mungkin seluruh desa bisa bergerak serentak dalam waktu yang terbatas. (Puspawati/Balipost)

BAGIKAN