
Oleh Prof. Dr. Ir. I Gde Suranaya Pandit, M.P.
Pembangunan berkelanjutan adalah pembangunan yang menjaga peningkatan kesejahteraan ekonomi masyarakat secara berkesinambungan, kehidupan sosial yang berkelanjutan, kualitas lingkungan hidup serta kualitas hidup secara umum dari generasi ke generasi.
Sehingga konsep ini dapat diimplementasikan pada bidang-bidang lainnya, salah satunya bidang pariwisata, yaitu konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan (sustainable tourism development) muncul diakibatkan oleh dampak buruk dari kegiatan pariwisata, terutama pada masa tumbuh dan berkembangnya pariwisata masal (mass tourism) di berbagai destinasi pariwisata di dunia.
Pariwisata masal pada waktu itu sangat identik dengan perencanaan yang buruk, tidak terkendali (sporadis), dan terkesan hanya mementingkan pertumbuhan ekonomi semata atau materialistis, sehingga seringkali dapat mengikis atau mengurangi kemampuan daya dukung, baik sumberdaya alam maupun sumberdaya sosial budaya. Dampak buruk tersebut dapat merusak keberlangsungan ekonomi masyarakat secara jangka panjang.
Oleh sebab itu, munculah konsep pembangunan pariwisata berkelanjutan yang diharapkan bisa meminimalkan dampak buruk atau dampak negatif pembangunan pariwisata secara jangka panjang.
Sehingga Upaya pengelolaan kepariwisataan dengan merealisasikan prinsip pembangunan berkelanjutan, serta sumberdaya pariwisata selalu bernilai dari generasi ke generasi dan keseimbangan antara manfaat ekonomi, kelestarian lingkungan alam, dan nilai sosial-budaya dapat kita wujudkan.
Bali, Pulau yang kecil, tidak memiliki sumberdaya alam, sudah sangat tepat mencanangkan Pariwisata berkelanjutan, sehingga tetap terjaga, alam, manusia, budaya serta pertaniannya, karena merupakan keunikkan Bali yang menarik dan perlu dijaga, agar tidak dirusak bahkan diturunkan dari generasi ke generasi.
Namun bisa memiliki dampak ekonomi yang signifikan sebagai berikut; Keuntungan ekonomi, aktivitas pariwisata dengan memastikan kelangsungan hidup dan daya saing destinasi pariwisata Bali yang dapat mencapai kelangsungan hidup secara berkelanjutan; Kemakmuran masyarakat, aktivitas pariwisata dengan memanfaatkan ekonomi sektor pariwisata bagi masyarakat Bali dari berbagai jenis pengeluaran wisatawan di destinasi unggulan pariwisata Bali; Kuantitas dan Kualitas pekerjaan, aktivitas pariwisata bagi masyarakat Bali dengan meningkatkan kuantitas dan kualitas pekerjaan di destinasi unggulan pariwisata Bali seperti upah, kualitas lingkungan kerja serta kesempatan kerja masyarakat Bali; dan Kesetaraan social, aktivitas pariwisata Bali yang dilakukan Masyarakat atau krama Bali dengan memastikan distribusi manfaat social dan ekonomi secara merata dan berkeadilan diseluruh distinasi pariwisata Bali.
Pembangunan pariwisata berkelanjutan Bali harus memperhatikan keseimbangan Bali, seperti keseimbangan dimensi waktu sekarang dan masa yang akan datang, serta keseimbangan keberlanjutan dari aspek ekonomi, lingkungan alam dan sosial-budaya masyarakat Bali. Keadaan tersebut di atas yang dapat diimplementasikan menjadi bentuk-bentuk aktivitas pariwisata Bali yang direncanakan secara berkelanjutan seperti: Pariwisata Bertanggung jawab: adalah aktivitas pariwisata Bali untuk membuat tempat pariwisata yang baik bagi wisatawan untuk tinggal, atau dikunjungi. Dengan demikian Pariwisata yang bertanggung jawab memastikan pelaku bisnis perhotelan, pemerintah, masyarakat lokal serta wisatawan dapat mengambil tanggung jawab dalam aktivitas pariwisata berkelanjutan, sebagai contoh wisata Pura Agung Besakih.
Wisata Alam adalah aktivitas pariwisata yang dilakukan di alam, untuk melestarikan lingkungan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali sebagai contoh wisata Pesucian Tirta Empul.
Pariwisata Berkeadilan dengan memperhatikan serangkaian aktivitas Masyarakat Bali seperti gaya hidup untuk kemajuan pariwisata bagi Masyarakat Bali dengan distribusi kegiatan ekonomi dan akses yang adil ke destinasi pariwisata Bali, contoh wisata di Desa Tenganan Pagringsingan. Akses Pariwisata adalah akses tujuan pariwisata Bali, produk pariwisata, serta layanan wisatawan dapat dan mudah diakses oleh semua wisatawan contoh wisata di Desa Truyan Batur. Pariwisata Tepat Guna adalah pariwisata yang tidak membahayakan masyarakat dan wisatawan serta budaya yang sesuai dengan kebutuhan contoh aktivitas wisata di Pulau Lembongan.
Ekowisata adalah bentuk aktivitas pariwisata untuk melestarikan alam sekitarnya, contoh wisata terrasering di Desa Jatiluwih Tabanan. Pariwisata Hijau adalah bentuk kegiatan pariwisata dengan cara ramah terhadap lingkungan contoh aktivitas wisata di Taman Nasional Bali Barat.
Pariwisata Pertanian dan Wisata Bahari adalah bentuk aktivitas pariwisata yang berbasis pertanian contoh seperti tata cara tanam padi dengan sistem pengairan subak dan aktivitas penangkapan ikan dengan pancing tonda serta pelelangan ikan diberbagai tempat pemasaran di Desa Kedonganan Bali dan lain-lain.
Penulis Rektor Universitas Warmadewa