DENPASAR, BALIPOST.com – Dulu Desa Adat Penatih, Denpasar mempunyai lahan pertanian yang cukup bagus, namun kini seiring dengan berkembangnya jumlah penduduk, lahan tersebut berubah menjadi pemukiman. Maka dari itu, ekonomi masyarakat yang beralih bertumpu pada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Bendesa Adat Penatih, I Wayan Ekayana belum lama ini menuturkan, desa adat setiap 10 tahun sekali melaksanakan ngusaba desa dan ngusaba nini sebagai bentuk rasa syukur terhadap hasil-hasil pertanian yang dimiliki dan dinikmati. Hal ini tercantum pada awig-awig Desa Adat Penatih.

Baca juga:  Kepala Negara ASEAN Simak Showcase Ekosistem Sustainable and Innovative Financing BRI

Sebetulnya, kata dia, dari sejarah pihaknya punya rasa dukung ketahanan pangan yang bagus. Tapi mungkin karena alih fungsi lahan masif, Desa Adat Penatih yang salah satunya desa penunjang terimbas keras. “Di tahun sekarang profesi warga lebih banyak pegawai non formal, pedagang, profesional yang cukup bagus juga dari segi tingkat pendidikan yang ada di warga Penatih. Generasi muda lebih dari 50 persen mampu menyelesaikan S-1,” katanya.

Di Desa Adat Penatih banyak sektor UMKM yang bertumbuh seiring dengan kebutuhan masyarakat perkotaan seperti rumah makan, penginapan. Akan tetapi lebih banyak adalah UMKM yang bergerak di bidang perdagangan baik menunjang upakara maupun UMKM yang merupakan kebutuhan sehari-hari masyarakat.

Baca juga:  Rumah Kos di Pegok Kebakaran, Pemilik Rugi Puluhan Juta

Hampir seluruh rumah tangga memiliki usaha, kegiatan yang bergerak di sektor perdagangan. Untuk itu, desa adat mendorong karena dengan menjadi pengusaha UMKM, mereka memilliki fleksibilitas waktu, sehingga antara melaksanakan kegiatan adat dan ekonomi ada keseimbangan.

Masyarakat menjadi tidak bergantung pada orang lain dari sisi ekonomi. Desa adat sangat mendorong kegiatan ekonomi masyarakat tersebut sehingga ketahanan ekonomi masyarakat terwujud dengan memotivasi agar setiap keluarga memiliki usaha-usaha di bidang perdagangan dan jasa.

Baca juga:  Desa Adat Jungutbatu Bantu Penanganan Kebakaran TPA

Dengan bergerak di sektor perdagangan dan terpenuhi kebutuhan primernya, sehingga masyarakat mampu melestarikan adat dan budaya. Desa Adat Penatih terdiri empat banjar patus yaitu Banjar Paang Kaja, Paang Kelod, Semaga, dan Lap Lap Arya. Dulu Penatih besar namun karena proses pemekaran akhirnya dipisahkan menjadi beberapa desa adat. (Citta Maya/balipost)

Tonton selengkapnya di video

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *