Arsip - Foto yang disiarkan kantor berita Korea Utara KNA pada 25 Maret, 2022, ini memperlihatkan uji coba peluncuran rudal balistik antarbenua (ICBM) Hwasongpho-17 milik Korut. (BP/Ant)

SEOUL, BALIPOST.com – Pertemuan Dewan Keamanan PBB yang membahas peluncuran uji coba rudal hipersonik Pyongyang pekan lalu dan sejumlah isu lainnya, mendapatkan kecaman keras dari Korea Utara.

DK PBB mengadakan pertemuan tertutup pada Kamis, beberapa hari setelah Korea Utara meluncurkan apa yang diklaimnya sebagai rudal balistik jarak menengah berbahan bakar padat yang dilengkapi hulu ledak hipersonik Ahad pekan lalu.

“Atas permintaan Amerika Serikat beserta negara-negara pengikutnya, DK PBB mengelar perundingan tertutup untuk membahas uji coba rudal hipersonik yang dilakukan sebagai bagian dari upaya rutin DPRK untuk memperkuat kemampuan pertahanan,” kata Kementerian Luar Negeri Korea Utara, dikutip dari kantor berita Antara, Minggu (21/1).

Baca juga:  Setelah Berbulan-bulan Nihil Kasus COVID-19, Selandia Baru Kembali Laporkan Tambahan

Melalui pernyataan yang dipublikasi Kantor Berita Pusat Korea, Korut juga mengatakan bahwa uji coba tersebut “tidak memberikan dampak yang berbahaya terhadap keamanan negara-negara tetangga dan tak ada hubungannya dengan situasi kawasan saat ini.”

Korut juga mengklaim peluncuran tersebut merupakan “bagian dari kegiatan yang sah dan rutin negara berdaulat.”

“Ini adalah pelanggaran sewenang-wenang terhadap kedaulatan DPRK, sebuah provokasi yang tidak bisa dimaafkan sekaligus perbuatan tak bertanggung jawab yang sengaja meningkatkan situasi kritis di Semenanjung Korea,” tulis pernyataan tersebut.

Baca juga:  Parade Militer Korea Utara Tampilkan Rudal Balistik Antar Benua dan Unit Nuklir Taktis

“Kami sangat menyesali bahwa DK PBB telah membawa hak kedaulatan Republik Demokratik Rakyat Korea ke dalam pembahasan tanpa ekspresi kekhawatiran apa pun, jauh dari penangkapan dan pengendalian ancaman besar militer AS dan negara-negara pengikutnya yang merusak perdamaian dan stabilitas di semenanjung Korea dan mengutuk keras itu.” (kmb/Balipost)

BAGIKAN