Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas (kanan) didampingi Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat Zamroni Aziz (kiri) usai acara pengukuhan Relawan Moderasi Beragama dan Deklarasi Pemilu Damai di lingkungan Kanwil Kementerian Agama di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, Selasa (26/12/2023). (BP/Balipost)

MATARAM, BALIPOST. com – Ditengah meningkatnya hiruk pikuk politik menuju Pemilu 2024, Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas mengimbau agar sisi kultus dalam beragama tidak dijadikan sebagai sebuah lelucon ataupun guyonan

“Nah justru itu, sebenarnya guyonan soal agama itu kan sering dilakukan. Banyaklah kalau kita kalau browsing kita lihat di Youtube misalnya banyak orang menjadikan agama sebagai bahan guyonan. Saya kira sih kalau bisa dihindari, jangan gunakan agama sebagai guyonan,” kata Menag Yaqut Cholil Qoumas usai acara pengukuhan Relawan Moderasi Beragama dan Deklarasi Pemilu Damai di lingkungan Kanwil Kementerian Agama Nusa Tenggara Barat (NTB) di Lapangan Sangkareang, Kota Mataram, dikutip dari kantor berita Antara, Selasa (26/12).

Baca juga:  Melindungi Anak-anak Malang

Pria yang akrab disapa Gus Yaqut itu menilai tingkat sensitivitas publik pada tahun politik meningkat. Oleh karena itu, pihaknya tidak menginginkan jika agama dijadikan bahan candaan, sebab hal tersebut bisa memantik reaksi publik secara luas.

“Tetapi memang kadang-kadang itu menjadi ramai kalau ketemu momentum politik seperti ini, dikorek-korek. Itu dulu yang guyon soal agama itu, ndak ketemu momentum politik juga ndak apa-apa. Sekarang ketika ketemu momentum politik, maka lain jadinya,” ujarnya.

Untuk itu, kata dia, pihaknya meminta para aktor politik, para tuan guru, ulama untuk berhenti menyinggung atau menjadikan anasir-anasir agama sebagai lelucon.

Baca juga:  Insan Pers Diimbau Tidak Berspekulasi Terkait Pemberitaan Istri Kadiv Propam Polri

“Saya kira sudahlah, sudahi, baik menggunakan agama sebagai alat politik, bahan candaan atau apapun, jangan. Sudah berhenti, yang sudah ya sudah, ndak perlu diulangi ndak perlu sampai tuntut-tuntut,” katanya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama NTB Zamroni Aziz, Anggota Komisi VII DPR Nanang Samudra, Wali Kota Mataram Mohan Roliskana, Penjabat Sekda NTB Fathurrahman, Penjabat Wali Kota Bima, Mohammad Rum, Ketua KPU NTB Suhardi Soud, Ketua Bawaslu NTB Itratip, unsur TNI/Polri dan ribuan relawan moderasi beragama di NTB.

Baca juga:  Guru Harus Berpolitik

Sebelumnya, video viral yang beredar di tengah masyarakat soal pernyataan Ketua Umum PAN yang juga Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan atau Zulhas terkait gerakan tahiyat dalam salat hingga pengucapan amin setelah bacaan Alfatihah. Video viral itu pun menuai banyak komentar berbagai pihak.

Tak hanya itu, usai video Zulhas viral, muncul lagi potongan video capres nomor urut 1 Anies Baswedan dan ulama kondang Ustad Abdul Shomad (UAS).

Dalam video berdurasi 48 detik tersebut, termuat perbincangan antara UAS dan Anies. Video ini pun juga ramai diperbincangkan nitizen, baik yang pro dan kontra terkait hal itu. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *