Presiden Joko Widodo. (BP/Dokumen Antara)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Presiden RI Joko Widodo dalam sambutannya pada acara Gala Dinner KTT AIS Forum di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/10) malam, menyampaikan lautan harus dikelola secara bertanggung jawab. Ia mengatakan lautan merupakan sumber kehidupan yang mempersatukan negara-negara pulau dan kepulauan.

“Lautan adalah kehidupan kita, lautan mempersatukan kita dan lautan menyediakan banyak sumber daya yang harus kita kelola secara bertanggung jawab,” kata Jokowi dikutip dari Kantor Berita Antara.

Ia menyampaikan ucapan selamat datang kepada para pemimpin negara-negara pulau dan kepulauan yang hadir. “Selamat datang di Bali, selamat datang di Indonesia pada pertemuan tingkat tinggi pertama Gala Dinner Forum AIS. Forum untuk mempererat kerja sama antarnegara pulau dan negara kepulauan,” kata Presiden Widodo.

Baca juga:  Bintang Puspayoga akan Jadi Menteri PPPA?

Dia mengajak semua pemimpin negara untuk meningkatkan persahabatan. “Selamat menikmati malam ini, terima kasih,” kata Presiden.

Presiden Widodo menjamu para pemimpin Forum Negara Pulau dan Kepulauan (AIS Forum) dalam jamuan makan malam yang diselenggarakan di kawasan Nusa Dua. Jokowi tampak menyambut satu persatu pemimpin Forum AIS yang hadir di acara jamuan makan malam itu.

Presiden tampak mengenakan batik sogan berwarna cokelat favoritnya. Sementara para pemimpin Forum AIS juga tampak mengenakan batik, salah satunya Perdana Menteri Timor Leste Xanana Gusmao yang hadir dengan mengenakan kemeja merah berbahan tenun endek khas Bali.

Baca juga:  Dewan Minta Bupati Tindaklanjuti Temuan BPK

KTT AIS Forum yang akan diselenggarakan untuk pertama kalinya pada 11 Oktober 2023, dihadiri oleh 30 negara dari total 51 negara peserta, dan empat organisasi internasional.

Pertemuan puncak yang mengusung tema ekonomi biru, masa depan kelautan, dan solidaritas itu menjadi tonggak bersejarah yang mendasari sinergi solusi di antara negara peserta AIS Forum untuk mengatasi tantangan global.

KTT AIS Forum berfokus pada kerja sama untuk mengatasi empat isu global yakni mitigasi dan adaptasi perubahan iklim, ekonomi biru, penanganan sampah plastik di laut, dan tata kelola maritim. (kmb/balipost)

Baca juga:  Sektor Keuangan Lemah, Ekonomi Sulit Berlari Kencang

BAGIKAN