FOTO ARSIP - Guguran lava pijar terlihat dari Wonorejo, Hargobinangun, Pakem, Sleman, D.I Yogyakarta, Senin (18/1/2021). (BP/Ant)

YOGYAKARTA, BALIPOST.com – Gunung Merapi di perbatasan Jawa Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta pada Jumat mengeluarkan guguran lava pijar tiga kali dengan jarak luncur 1.500 meter.

Kepala BPPTKG Yogyakarta Agus Budi Santoso dalam keterangan di Yogyakarta, dikutip dari kantor berita Antara, Jumat (15/9), menjelaskan, berdasarkan pengamatan pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, guguran lava pijar itu meluncur ke arah barat daya atau Kali Bebeng. “Teramati tiga kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.500 meter ke arah Barat Daya (Kali Bebeng),” kata dia.

Selama periode pengamatan itu, Gunung Merapi juga mengalami 27 kali gempa guguran dengan amplitudo 3-11 mm selama 42.6-110.8 detik dan 159 kali gempa fase banyak dengan amplitudo 3-8 mm selama 4.9-9.9 detik.

Baca juga:  Bertambah 4 Orang, Karyawan Indogrosir Sleman Positif COVID-19

Asap kawah bertekanan lemah di atas puncak Merapi teramati berwarna putih dengan intensitas tipis dan tinggi 50-200 meter di atas puncak kawah.

Pada periode pengamatan Kamis (14/9), pukul 18.00-24.00 WIB, Gunung Merapi juga tercatat 11 kali meluncurkan guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 2.000 meter ke arah barat daya.

Ia menjelaskan, berdasarkan analisis BPPTKG periode 1-7 September 2023, morfologi kubah barat daya Merapi tercatat mengalami perubahan akibat aktivitas pertumbuhan dan guguran lava, sedangkan untuk kubah tengah tidak teramati perubahan yang signifikan.

Baca juga:  Rawan Penyelundupan di Perbatasan Indonesia-Timor Leste

Berdasarkan analisis foto udara pada 30 Agustus 2023, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.858.600 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.355.100 meter kubik.

Pada kubah barat daya, kata Agus, teramati titik panas tertinggi mencapai 428 derajat Celcius, sedangkan kubah tengah terdapat titik panas di tepi timur kubah mencapai 195 derajat Celcius. “Sebaran area panas sedikit meluas di kubah barat daya (hulu Kali Boyong) dan secara keseluruhan tidak terdapat titik ekstrusi magma baru,” kata dia.

BPPTKG masih mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga, yang ditetapkan sejak November 2020. Potensi bahaya dari guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Woro hingga sejauh tiga kilometer dari puncak dan Kali Gendol hingga sejauh lima kilometer dari puncak.

Baca juga:  Makna Baju Adat Dikenakan Presiden dalam Peringatan Detik-detik Proklamasi

Selain itu, guguran lava dan awan panas guguran bisa berdampak ke Kali Boyong hingga sejauh lima kilometer dari puncak serta Kali Bedog, Krasak, dan Bebeng hingga sejauh tujuh kilometer dari puncak.

Jika terjadi erupsi eksplosif, maka lontaran material vulkanik dari Gunung Merapi dapat menjangkau area dalam radius tiga kilometer dari puncak gunung, demikian Agus Budi Santoso. (Kmb/Balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *