Seorang konsumen sedang memilih kasur. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Pulihnya pariwisata Bali pascapandemi COVID-19 membuat bisnis perkasuran juga ikut terdongkrak. Pasalnya, akomodasi pariwisata yang pada masa pandemi banyak tutup sudah mulai beroperasi. Demikian disampaikan salah seorang pengusaha yang menjual beragam brand produk matras, Richie Caisar Bumi, Sabtu (2/9).

Menurut pria yang merupakan Direktur Bumi Mas ini seiring mulai bukanya akomodasi pariwisata, seperti hotel dan vila, permintaan matras juga mengalami peningkatan. Bahkan, ia mengatakan kenaikan volume penjualan matras ini bisa mencapai double digit jika dibandingkan tahun lalu. “Untuk perkasuran luar biasa potensinya karena banyak vila dan hotel yang sudah mulai beroperasi,” ujarnya.

Ia pun mengaku banyak menerima pembelian matras dari operator vila dan hotel yang mulai beroperasi ini. “Peluang bisnis perkasuran ini masih besar. Rata-rata hotel yang dilayani di Canggu, Seminyak, dan daerah Kuta Selatan,” sebutnya di sela-sela peluncuran kerja sama Grand Bumi Mas dengan tiga brand matras terkemuka, King Koil, Serta, dan Florence.

Baca juga:  Gianyar Police Form Cub Scouting Police at Batuan Village

Disebutkannya, ketiga merek internasional ini cukup banyak peminatnya. “Ketiganya memiliki inovasi masing-masing dan telah dikenal oleh jutaan konsumen di seluruh dunia,” jelasnya.

Diharapkan penjualan matras seiring meningkatnya kunjungan wisatawan ke Bali ini bisa terus bertahan hingga akhir tahun. “Harapannya pertumbuhan double digit dalam penjualan matras ini bisa terus berlanjut hingga akhir tahun, terlebih Bali kunjungan wisatawannya di akhir tahun umumnya mengalami peningkatan,” harapnya.

Tingginya permintaan diakui pemegang lisensi tiga brand matras ini, PT. Duta Abadi Primantara (DAP). General Manager DAP, Bong Bun Min didampingi Sales Executive, Putu Aris, mengatakan untuk merek yang paling banyak terjual adalah Florence. Sebab dengan kisaran harga Rp3 juta hingga puluhan juga, Florence menyasar kelas bawah hingga menengah.

Baca juga:  Memiliki Sejarah Panjang, Jimny 5 Pintu Dihadirkan di Bali

“Untuk kebutuhan hotel dan vila, Florence juga cukup banyak permintaannya,” papar Aris.

Sementara Serta, merupakan produk matras yang menyasar kalangan menengah ke atas. Sedangkan King Koil merupakan produk kalangan high-end. “Dari sisi penjualan, King Koil ini juga cukup bagus permintaannya,” urainya.

Dari data BPS, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali pada Juli 2023 tercatat sebanyak 541.353 kunjungan. Jumlah ini naik 13,21 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat sebanyak 478.198 kunjungan.

Baca juga:  Aston Denpasar Hosts the 5th National Pasraman Jamboree

Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang mencapai 63,60 persen, naik sebesar 4,01 poin jika dibandingkan dengan Juni 2023 yang tercatat sebesar 59,59 persen. Sementara itu, TPK hotel nonbintang tercatat sebesar 39,60 persen, naik 9,87 poin dibandingkan Juni 2023 yang tercatat sebesar 29,73 persen.

Rata-rata lama menginap tamu asing dan domestik pada hotel berbintang di Bali pada Juli 2023 tercatat 2,57 hari, naik 0,12 poin dibandingkan dengan capaian bulan Juni 2023 (m-t-m) yang tercatat selama 2,45 hari. Hotel non bintang, rata-rata lama menginap di Juli 2023 tercatat sebesar 2,23 hari, naik 0,08 poin dibandingkan ratarata lama menginap di bulan Juni 2023 yang tercatat sebesar 2,15 hari. (Diah Dewi/balipost)

BAGIKAN