Gubernur Bali, Wayan Koster saat membaca Pangeling-eling dan Dharma Pamiteket tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 yang di-Pasupati di Pura Penataran Agung Besakih, Sabtu (19/8). (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Pangeling-eling dan Dharma Pamiteket tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, di-Pasupati. Ritual dilaksanakan di Pura Penataran Agung Besakih, Sabtu (19/8).

Upacara sakral ini diawali dengan Caru Walik Sumpah, diiringi oleh tari Topeng Sidakarya, Wayang Lemah, serta lantunan suara gamelan selonding dilanjutkan sembahyang bersama. Yang di-pasupati adalah Pangeling-eling dan Dharma Pamiteket Besakih, dilampiri dengan dokumen berisi Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 dan Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125.

Upacara dipuput oleh 5 Sulinggih, yaitu: Ida Rsi Agung Pinatih Kusuma Yoga dari Griya Kertha Yoga Tulikup Gianyar; Ida Pedanda Gede Putra Dhalem dari Griya Dalem Sibang Gede, Badung; Ida Pedanda Budha Bajra Sikara Yoga dari Griya Saraswati Kediri Tabanan; Ida Pandhita Mpu Siwa Putra Dharma Daksa dari Griya Acala Tegalalang, Gianyar; dan Ida Pandhita Mpu Jaya Acharya Nanda dari Griya Mumbul Sari Serongga, Gianyar, serta diiringi doa oleh 22 Sulinggih dari Sabha Kertha Sulinggih Hindu Dresta Bali. Pangeling-eling dan Dharma Pamiteket Besakih tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 ditulis dalam Bahasa Kawi dengan Aksara Bali di Tembaga dan Lontar.

Setelah upacara pasupati dan persembahyangan, dilanjutkan dengan acara pembacaan Pangeling-eling dan Dharma Pamiteket Besakih tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, yang dibacakan dalam tiga bahasa. Pertama, dalam Bahasa Kawi yang dibacakan oleh Ida Rsi Agung Pinatih Kusuma Yoga. Kedua, dalam Bahasa Indonesia dibacakan oleh Murddhaning Jagat Bali, Wayan Koster. Dan ketiga, dalam Bahasa Bali yang dibacakan oleh Ketua DPRD Bali, I Nyoman Adi Wiryatama.

Baca juga:  IBTK di Besakih, Ini Rangkaian Acaranya

Acara dihadiri langsung Anggota DPR RI Dapil Bali, I Ketut Kariyasa Adnyana bersama A.A Bagus Adhi Mahendra Putra, Ketua DPRD Provinsi Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, Wakil Ketua DPRD Bali, I Nyoman Suyasa bersama Tjok Gede Asmara Putra Sukawati; Bupati Karangasem Gede Dana, Bupati Bangli, Sang Nyoman Sedana Arta, Bupati Klungkung, Nyoman Suwirta, Pj Bupati Buleleng, Ketut Lihadnyana, Wakil Bupati Karangasem, I Wayan Artha Dipa, Ketua DPRD Tabanan, I Made Dirga, Ketua DPRD Buleleng, Gede Supriatna, Ketua DPRD Bangli, Ketut Suastika, Kepala Organisasi Perangkat Daerah Provinsi Bali, Bandesa Agung MDA Provinsi Bali, serta dihadiri 1.500 orang undangan Bandesa Adat dan Perbekel se-Bali, Rektor Perguruan Tinggi se-Bali, Budayawan dan tokoh masyarakat Bali, dan Krama Bali.

Pangeling-eling dan Dharma Pamiteket Besakih tentang Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 ditandatangani oleh Gubernur Bali, Wayan Koster, dengan saksi Bhagawanta Murddhaning Jagat Bali, Ida Shri Bhagawan Putra Natha Nawa Nangwa Pemayun, Ketua DPRD Bali, I Nyoman Adi Wiryatama, dan Bandesa Agung Mejelis Desa Adat Provinsi Bali, Ida Pangelingsir Agung Putra Sukahet.

Baca juga:  Dispar Karangasem Verifikasi DTW

Secara sakala, Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 dituangkan dalam Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2023 yang sudah diundangkan dan diluncurkan pada Jumat, Rahina Sugian Bali, (Sukra Kliwon, Sungsang), tanggal 28 Juli 2023 di Ardha Candra Taman Budaya Provinsi Bali.

Dengan demikian Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125 diikat secara niskala–sakala. Secara Niskala dilakukan dengan upacara Pasupati dan secara sakala diikat dengan Peraturan Daerah, yang dilaksanakan berdasarkan visi “Nangun Sat Kerthi Loka Bali” melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru.

Adapun isi Pangeling-eling dan Dharma Pamiteket Besakih, yaitu, pertama OM Hyang Widhi Wasa, pelenyap segala halangan dan rintangan, semoga kami berhasil dengan baik, sangat baik, tiada halangan. Kedua, Ini Pangéling-éling dan Dharma Pamiteket Besakih, disampaikan kepada para pemimpin dan seluruh Krama Bali. Ketiga, Ida Bhatara Sasuhunan, Ida Dalem Raja- raja Bali, Guru-guru Suci, Leluhur, dan Lelangit Bali telah menganugerahkan warisan Alam, Manusia, dan Kebudayaan Bali yang adiluhung. Keempat, Warisan adiluhung ini dimuliakan melalui Haluan Pembangunan Bali Masa Depan, 100 Tahun Bali Era Baru 2025-2125, yang disusun dengan niat baik, tulus, dan lurus, sepenuhnya didedikasikan kepada generasi penerus Bali. Kelima, Haluan Pembangunan Bali ini patut dijadikan Visi Pembangunan Bali oleh Kepala Daerah Provinsi, Kota, dan Kabupaten se-Bali, demi menjaga kesucian dan keharmonisan Alam, Manusia, dan Kebudayaan Bali, serta untuk mewujudkan kehidupan masyarakat Bali yang sejahtera dan bahagia Niskala-Sakala.

Baca juga:  Kakek Bejat Dibui Enam Tahun Penjara

Keenam, Siapa pun menjadi pemimpin Bali, eksekutif dan legislatif, wajib melaksanakan Haluan Pembangunan Bali ini dengan penuh kesadaran, disiplin, dan rasa tanggung jawab. Ketujuh, Seluruh masyarakat Bali hendaknya mengawasi dan mengingatkan Pemimpin Bali supaya melaksanakan Haluan Pembangunan Bali ini, serta berperan aktif, solid bergerak bersama-sama mendukung, melaksanakan dengan spirit nilai-nilai kearifan lokal; gilik-saguluk, para-sparo, salunglung sabayantaka, sarpana ya.

Dan kedelapan, Pemimpin Bali yang tidak patuh melaksanakan Haluan Pembangunan Bali ini, tidak mendapatkan restu Ida Bhatara Sasuhunan, Ida Dalem Raja-raja Bali, Guru- guru Suci, Leluhur, dan Lelangit Bali, tidak menemukan jalan baik dalam kepemimpinannya, serta tidak berhasil mewujudkan kehidupan masyarakat Bali yang sejahtera dan bahagia Niskala-Sakala. (kmb/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *