Salah satu pasangan menarikan Tango dalam ajang "A Week of Tango in Bali." (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Belasan negara menghadiri Kompetisi Tango yang digelar di Bali dengan tajuk “A Week of Tango in Bali.” Kegiatan ini merupakan event kedua yang digelar di Bali, salah satunya bertujuan menunjang promosi pariwisata.

Penyelenggara Indonesia Championship Preliminaries (ICP) Ratih soe Kosasie didampingi Tiara Josodirdjo, Minggu (25/6), mengatakan ada 16 negara yang mengikuti kegiatan ini. Sejumlah negara berasal dari kawasan Asia Tenggara, yakni Indonesia, Malaysia, Vietnam, Filipina, Singapura, dan Brunei Darussalam. Peserta juga ada yang berasal dari Argentina, India, Jepang, Korea Selatan, Kolombia, Rusia, Australia, Spanyol, Chili, dan Hongkong.

Ratih mengatakan kedatangan para penari tango dari 16 negara diharapkan memberi dampak positif, tidak hanya pada pariwisata tapi juga sektor lainnya. “Kami mempunyai kewajiban selain menyelenggarakan acara ini, juga berkewajiban mempromosikan Bali dan sekitarnya,” ujarnya.

Baca juga:  Pelanggaran dan Lakalantas Didominasi Kaum Milenial

Para peserta pun dikatakan sangat surprise ketika tiba di Bali. Sebab, mereka merasakan berbagai kemudahan ketika masuk, baik dari segi fasilitas, pelayanan, dan keramahan orang Bali. Hal-hal tersebut menurutnya sangat membantu para peserta untuk mengikuti acara di Bali.

“Kalau di negara lain tidak menggunakan Bahasa Inggris, tapi disini (Bali) semuanya berbahasa Inggris dan tempat acaranya di satu tempat. Bali merupakan sebuah destinasi, jadi menjadi prioritas mereka. Mereka pun mengatakan akan ke Bali setiap ada kompetisi dan berwisata setelahnya,” ungkap Ratih.

Baca juga:  Cuma Lewat BRI! Tiket Matchday Indonesia vs Argentina Bisa Dibeli Mulai 5 Juni

Terlihat dari kedua kalinya penyelenggaraan, jumlah peserta meningkat dari 40 couple menjadi lebih dari 70 couple. Dengan kesuksesan penyelenggaraan event ini, ia meyakini ke depannya akan mendapatkan izin penyelenggaraan kembali. “Dan pesertanya akan lebih banyak lagi, harapannya tidak hanya 16 negara ini, tapi Turki juga bisa masuk, karena banyak dari Turki yang ingin ke sini,” ujarnya.

Salah satu peserta asal Indonesia, Sinta Karolina Koesnadi bersama pasangan tarinya Pede Puerto Mallari mengatakan tarian asal Argentina ini disebarkan ke seluruh dunia. Budaya dari Amerika Latin ini pun berkembang pesat di Asia, termasuk Korea Selatan dan Indonesia.

Baca juga:  Ini, Diduga Penyebab Matinya Mr. X di Pantai Padanggalak

Di Korea Selatan, bahkan banyak komunitas Tari Tango. Hal itu juga terlihat dari pemenang 1,2,3 ICP 2023 ini berasal dari Korea Selatan untuk kategori Tango de Pista dan Tango Stage.

Sementara di Indonesia, diakui perkembangan Tari Tango berkembang pesat. “Kami memiliki banyak komunitas, organizer dan yang belajar tango dari anak muda usia 20 tahun hingga 70 tahun,” kata marketing leader di salah satu perusahaan bank digital di Jakarta ini.

Ia sendiri menyukai tango karena bisa mengekspresikan dirinya, mengikuti langkah penari laki-laki dan menyesuaikan dengan musik. Hal itulah yang dapat menumpahkan emosi dan perasannya sehingga menjadi kenikmatan tersendiri baginya. (Citta Maya/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *