Warga di Banjar Pegubugan, Desa Adat Duda, Selat saat menggotong layon atau mayat menuju kuburan dengan penuh semangat. (BP/Istimewa)

AMLAPURA, BALIPOST.com – Desa adat memiliki cara atau tradisi tersendiri ketika mengarak orang yang sudah meninggal dunia menuju peristirahatan terakhir atau kuburan. Seperti yang dilakukan warga di Banjar Pegubugan, Desa Adat Duda, Selat, Karangasem.

Di desa setempat ketika ada orang meninggal dunia, saat akan dibawa menuju kuburan tidak dengan cara yang biasa. Kebanyakan saat prosesi itu, layon atau mayat akan diarak dengan penuh semangat.

Baca juga:  Penjabat Gubernur DKI Jakarta Diminta Atasi Dua Persoalan Ini

Menurut Klian Banjar Pegubugan, I Wayan Mudiasa, prosesi tersebut sudah diwariskan oleh pendahulunya. Dan itu sudah berlangsung sedari dulu. Bahkan hingga kini masih dilestarikan. “Dari tetua saya sudah ada seperti itu. Kami melestarikan di sini,” ujarnya.

Ia mengaku ada saja keluarga yang memiliki kematian tidak melakukan pengarakan dengan penuh semangat. Hanya saja, jumlahnya tidak banyak. “Tergatung keluarga yang memiliki kematian, tapi kebanyakan melakukan pengarakan,” katanya.

Baca juga:  Desa Adat Batuan Siapkan Peringatan 1.000 Tahun Prasasti Baturan

Prosesi itu pun membuat Mudiasa dilema. Pasalnya, ketika video prosesi tersebut beredar memunculkan tanggapan pro dan kontra di kalangan masyarakat luar. “Kalau tidak diberikan (upload video), warga ingin memperlihatkan tradisi di sini. Kalau saya larang, nanti saya dipojokkan. Tapi kami tetap melestarikan ini,” tegasnya. (Eka Parananda/balipost)

BAGIKAN