Suasana di SMPN 5 Denpasar. (BP/Dokumen)

DENPASAR, BALIPOST.com – Polemik di SMPN 5 Denpasar ternyata belum usai setelah adanya peristiwa demonstrasi guru dan siswa di Oktober 2022. Perkembangan terbaru, sejumlah guru dan pegawai menyampaikan kegiatan belajar secara daring kepada orangtua murid.

Para guru menyampaikan dalam surat bahwa pembelajaran daring ini dilakukan akibat kondisi sekolah yang belum kondusif. Surat pemberitahuan ini pun menyebar di WhatsApp Group.

Situasi ini pun sudah diketahui Wali Kota Denpasar, IGN Jaya Negara. Dikonfirmasi Minggu (7/5), ia mengatakan sudah sempat memanggil Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga serta BKPSDM untuk menindaklanjuti kasus ini. “Kami sudah panggil Disdikpora serta BKPSDM untuk membentuk tim mencari apa sesungguhnya yang kendala di sana,” ujar Wali Kota.

Baca juga:  Empat Tahun Terakhir, Alih Fungsi Lahan Pertanian di Denpasar Tinggi

Dikatakan, setelah ada hasil kajian dari tim, pihaknya akan segera bersikap. Apakah akan memindahkan guru atau kepalan sekolah. Ini semua akan terlihat setelah tim membuat kajian. “Pokoknya dalam waktu segera kami akan sikapi ini,” katanya.

Dalam surat yang beredar, terdapat enam poin yang disampaikan para guru dan pegawai. Isi surat tersebut, salah satunya, kegiatan pembelajaran dilaksanakan secara daring karena kondisi sekolah belum kondusif. Hal ini terjadi sejak hampir 7 bulan lalu hingga saat ini kami (guru dan pegawai) sudah merasakan tidak tahan, tidak nyaman, dan tidak aman berada di sekolah.

Kedua, para guru dan pegawai akan melaksanakan kegiatan daring ini sampai batas waktu yang belum bisa ditentukan karena masih menunggu keputusan dari Disdikpora Kota Denpasar atau Wali Kota Denpasar.
Para guru juga berharap orangtua/wali siswa tidak perlu khawatir dengang kegiatan pembelajaran secara daring ini karena kita sudah pernah melaksanakan pembelajaran daring selama 2,5 th (pada masa covid).

Baca juga:  Bali Dipastikan Bebas Internet Saat Nyepi

Para guru akan memastikan siswa akan tetap mendapatkan pelayanan pembelajaran dari guru mapel dan perhatian dari wali kelas masing-masing. Disebutkan juga, siswa juga tidak 100% melaksanakan pembelajaran daring karena siswa berada di sekolah belajar bersama dengan teman-temannya, hanya saja guru yang mengajar lewat daring karena belum bisa bertatap muka langsung ke sekolah.

Pada poin lima disebutkan, berdasarkan rapat MKKS (Rapat Kepsek se-Kota Denpasar) untuk Ujian Sekolah tingkat SD dan SMP ditiadakan dan diganti dengan Penilaian Sumatif atau PAT (Penilaian Akhir Tahun) kelas 7,8,9 yang akan tetap dilaksanakan secara daring.

Baca juga:  Sidak di Bebalang, Puluhan Duktang Terjaring Tak Kantongi SKTS

Atas kondisi ini, para guru dan pegawai menyampaikan memohon permakluman kepada Ibu/bapak orang tua/wali siswa atas segala kondisi sekolah yang terjadi saat ini. “Kami benar-benar sudah tidak bisa datang ke sekolah karena kondisi mental dan psikis kami yang telah hancur. Saat ini kami sedang berjuang agar saat proses pembelajaran berikutnya, kami dapat mengajar tanpa penuh tekanan dan bekerja sesuai dengan tupoksi kami sebagai guru dan pegawai. Kami sangat berterima kasih atas segala dukungan dan pendampingan dari Ibu/bapak orang tua/wali siswa semua,” demikian tertulis dalam surat. (Asmara Putera/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *