Petugas mengamankan ODGJ yang mengamuk di Pajahan, Penebel. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Kasus orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mengamuk di Tabanan tak hanya di Desa Sangketan, Penebel. Seorang dengan gangguan jiwa yang mengamuk juga dilaporkan di Desa Pajahan, Kecamatan Pupuan.

ODGJ bernama Komang Arsana (38) sempat mendapatkan perawatan di RSJ Bangli ini kumat lantaran putus obat. Aksi ODGJ ini cukup meresahkan warga lantaran juga membawa senjata tajam.

Kapolsek Pupuan, Iptu I Wayan Sudiarba dikonfirmasi Kamis (23/3) membenarkan adanya laporan gangguan kamtibmas tersebut. Pada Rabu (22/3) saat Nyepi, di Pajahan, Pupuan, personel Polsek Pupuan bersinergi dengan Prajuru Desa Adat Pajahan, Kabid Dalmas Satuan Polisi Pamong Praja Tabanan dan Pegawai Puskesmas Pupuan I berjumlah 2 orang melaksanan pengamanan terhadap Komang Arsana.

Baca juga:  Ajukan Eksepsi, Kuasa Hukum JDA Beber 3 Alasannya

Yang bersangkutan mengamuk dan membawa senjata tajam membuat masyarakat resah. “Dari keterangan istrinya, suaminya ini memang kerap mengamuk dan terakhir memang sempat tidak minum obat. Bahkan bapak ini sudah sering keluar masuk RSJ,” terangnya, Kamis (23/3).

ODGJ ini dari informasi terbaru yang dibenarkan Kepala Satpol PP Tabanan, I Nyoman Sukanada, kabur dari RS Singasana tempatnya dirawat pascadiamankan petugas pada Kamis pagi. “Karena dirasa cukup aman, anggota balik kanan (kembali ke kantor, red). Entah bagaimana ceritanya, dia ini kabur. Rumah sakit gaduh, Kepala RS telepon saya dan anggota kembali ke rumah sakit melakukan pencarian,” ucapnya.

Baca juga:  Ngamuk, ODGJ Tusuk Ibu Tiri hingga Tewas

Dijelaskan Sukanada, Arsana selama ini tinggal bersama ibu kandungnya, sedangkan istri dan kedua anaknya sudah jarang di rumah. Dan dalam penanganan Rabu, aparat berupaya membujuk yang bersangkutan agar mau minum obat penenang melalui perantara istrinya.

“Jadi meski sudah diberi obat penenang, yang bersangkutan ini masih cukup kuat, ini yang membuat kami memutusan tim dari Satpol PP balik kanan, dan pengamanan dilakukan oleh pecalang desa adat dan meminta keluarganya tidak di TKP,” jelasnya.

Baca juga:  Musik Mandolin, Alat Seni Musik Masa Penjajahan Jepang

Karena suasana Nyepi, baru pada Kamis (23/3) pagi anggota Satpol PP kembali diarahkan ke lokasi. Setelah melakukan pendekatan, ODGJ akhirnya dibawa ke RS Singasana namun berhasil kabur. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN