Kapolres Buleleng AKBP Made Dhanuardana didampingi Kapolsek Sukasada, Kompol Made Agus Dwi Wirawan menyerahkan bantuan benih ikan kepada kelompok nelayan di Danau Buyan, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Jumat (27/1). (BP/Istimewa)

SINGARAJA, BALIPOST.com – Cara penangkapan ikan endemis di kawasan Danau Buyan di Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada belakangan ini mulai berubah. Semula nelayan menangkap ikan dengan cara memancing, namun belakangan mulai marak penangkapan ikan memakai jaring cantrang.

Pemakaian jaring jenis ini sebenarnya dilarang. Namun banyak dilakukan oleh warga lain di luar Desa Pancasari.

Kondisi itu diungkapkan perwakilan nelayan ketika “Jumat Curhat” dilakukan Kapolres Buleleng AKBP Made Dhanuardana, Jumat (27/1). Dalam kegiatan ini, Kapolres didampingi Kapolsek Sukasada, Kompol Made Agus Dwi Wirawan, dan Kepala Seksi (Kasi) Humas AKP Gede Sumarjaya.

Pada sesi dialog, salah seorang nelayan Made Sarjana menuturkan, sejak dahulu nelayan di kawasan Danau Buyan melakukan penangkapan ikan dengan cara ramah lingkungan. Ini dilakukan karena nelayan sendiri tidak ingin ekosistem danau rusak hanya gara-gara penangkapan ikan dengan cara-cara yang tidak ramah ligkungan.

Baca juga:  CCTV Merekam 19 Ribu Butir Ekstasi Dibawa Polisi ke Akasaka

Hanya saja, belakangan ini pihaknya sering menemukan warga menangkap ikan memakai jaring cantrang. Saat ditelusuri, praktik itu dilakukan nelayan dari luar Desa Pancasari. “Masyarakat luar yang sering kami temukan menangkap ikan dengan jaring cantrang, dan kami sendiri tidak berani melarang karena tidak memiliki kewenangan,” katanya.

Maraknya penangkapan ikan dengan jaring cantrang, menurut Made Sarjana, menyebabkan dampak serius terganggunya ekosistem di danau. Pasalnya, dengan menggunakan jaring cantrang, benih ikan yang masih berukuran kecil juga tertangkap. Dengan begitu, semakin lama populasi ikan yang endemis di Danau Buyan akan semakin berkurang dan bahkan punah.

Baca juga:  Tanaman Semusim Jadi Pemicu Gangguan Lingkungan di Danau Buyan

“Ikan-ikan yang masih kecil akan tertangkap jaring cantrang dan kalau ini dibiarkan, populasi ikan di danau ini lambat laun akan kian berkurang dan bahkan punah,” jelasnya.

Sarjana meminta agar pihak terkait, termasuk kepolisian membantu mencarikan jalan keluar. Sehingga, persoalan yang selama ini meresahkan nelayan bisa ditangani dan tidak menjadi polemik di masyarakat.

Sementara itu, Kapolres Buleleng, AKBP Made Dhanuardana mengatakan, sebelum mengambil jalan penertiban, perlu dilakukan koordinasi dan komunikasi dengan para nelayan. Cara ini diakuinya lebih baik, karena tidak ada pihak yang dirugikan.

Baca juga:  Buleleng Ajukan Proposal Senilai Rp 86 Milyar Untuk Tata Kawasan Danau Kembar

Sebaliknya, tujuan menjaga kelestarian danau tercapai, dan masyarakat sendiri bisa mendapatkan penghidupan dari hasil penangapan ikan dengan cara ramah lingkungan. “Terhadap penangkapan ikan, agar kelompok nelayan melakukan koordinasi dan komunikasi yang baik terhadap nelayan pendatang agar juga bersama sama untuk menjaga melestarikan ikan di danau ini,” katanya.

Selain itu, Kapolres AKBP Dhanuardana menyarankan, agar instansi terkait lebih sering memberi sosialisasi kepada nelayan dan warga terkait larangan penangkapan ikan dengan jaring cantrang. “Silahkan libatkan kami untuk melaksanakan sosialisasi larangan, sehingga ini bisa dipahami oleh semua pihak,” tegasnya. (Mudiarta/balipost)

BAGIKAN