SMP Negeri 5 (Spenma) Denpasar menggelar workshop peningkatan kompetensi guru bertajuk “Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dalam Rangka Menyongsong Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Penuh di SMP Negeri 5 Denpasar Tahun Ajaran 2023/2024”. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Guru harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan kognitif, tingkat kecerdasan, kreativitas serta kondisi fisik peserta didik sehingga mampu memberikan pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa. Itulah salah satu tujuan SMP Negeri 5 (Spenma) Denpasar menggelar workshop peningkatan kompetensi guru bertajuk “Workshop Peningkatan Kompetensi Guru dalam Rangka Menyongsong Implementasi Kurikulum Merdeka Secara Penuh di SMP Negeri 5 Denpasar Tahun Ajaran 2023/2024”.

Menurut Ketua Panitia, Ayu Made Dwi Cahya Dewi, S.Pd., kegiatan dilaksanakan 16-20 Desember 2022, di SMP Negeri 5 Denpasar. Workshop merupakan bagian program bidang kurikulum sebagai persiapan guru dalam kegiatan pembelajaran dan peningkatan mutu sekolah, menjalankan amanah Kurikulum Merdeka yang mensyaratkan adanya kolaborasi antara guru mapel dan antarsekolah demi kemajuan pendidikan nasional sekaligus mempersiapkan para guru untuk menghadapi Kurikulum Merdeka sebagai kurikulum nasional pada tahun pelajaran 2024.

Baca juga:  Beredar Surat Pembelajaran Daring di SMPN 5 Karena Situasi Kurang Kondusif, Ini Kata Wali Kota Denpasar

Sebuah ide baru yang dibesut Kepala SMPN 5 Denpasar pada kegiatan ini yaitu Workshop Luar Sekolah, Minggu (18/12). Rutenya Bali Selatan yakni Pura Uluwatu, GWK, MBG, Pelabuhan Benoa, Balai Guru Penggerak Bali, Pura Sakenan, dan diakhiri dengan mencoba kuliner lokal di Warung Becol Serangan. “Seluruh dimensi P5 dalam IKM dapat ditemukan dalam aktivitas tersebut. Guru-guru belajar sambil tirta yatra dan refreshing,” katanya.

Kepala SMP Negeri 5 Denpasar, Dr. Putu Eka Juliana Jaya, S.E., M.Si., mengatakan, dalam Kurikulum Merdeka guru dituntut mampu mengembangkan bahan ajar melalui gaya belajar visual, kinestetik, atau audio yang sesuai dengan karakteristik peserta didik. “Kesadaran akan keragaman kebutuhan dan karakteristik peserta didik, guru dapat menjadikan pembelajaran diferensiasi (differentiated learning) sebagai cara pengembangan pengalaman belajar peserta didik,” jelas sosok yang sering disapa Wawa Arjaya ini.

Baca juga:  Target Kunjungan Wisman Naik, Bali Perlu Pikirkan "Carrying Capacity"

Alumnus Guru Penggerak Angkatan 1 ini menyebutkan, workshop bertujuan mempersiapkan guru untuk menghadapi Kurikulum Merdeka yang akan diterapkan kepada peserta didik kelas VII, VIII, dan IX di Spenma di tahun ajaran 2023/2024. Workshop menghadirkan pemateri yakni Kepala Balai Guru Penggerak (BGP) Bali, Dr. I Wayan Surata, S.Pd., M.Pd., Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak Angkatan 1 Jenjang SMP/Pengawas Sekolah Disdikpora Kota Denpasar, I Made Arjana, S.Pd, M.Pd., Pelatih Ahli Program Sekolah Penggerak Angkatan 1 Jenjang SD, Cokorda Agung Anre Juniana, S.Pd.,M.Pd., dan Kepala Sekolah SMP Bintang Persada/Pelaku Program Sekolah Penggerak, Ni Luh Putu Rusmana Dewi, M.Pd.

Baca juga:  Merdeka Belajar, Pengembangan Potensi Diri lewat Teknologi Digital

Pihaknya berkomitmen menggerakkan seluruh SDM dan aset sekolah untuk menerapkan program yang berpusat pada murid. Guru Pembimbing Khusus Nasional satu-satunya di Denpasar dan pemegang Sertifikat Fasilitator Nasional Anti-Bullying dari UNICEF ini menargetkan stakeholders SMPN 5 Denpasar serempak bergerak wujudkan Merdeka Belajar.

Workshop dibuka Kepala BGP Bali, Dr. I Wayan Surata S.Pd., M.Pd. Surata mengapresiasi workshop ini sebagai dukungan bagi transformasi sistem pendidikan nasional, yaitu keberanian untuk melakukan lompatan belajar yang jauh meninggalkan hal lama.

Hadirnya komite, Kapolsek Denut, Camat Denut, Lurah Ubung serta Bendesa Adat Ubung mencerminkan keharmonisan dan dukungan ekosistem sekolah. Ia juga memuji tari maskot SMP Negeri 5 Denpasar, yakni Tari Panca Bayu Jayanti, yang ditampilkan dalam acara pembukaan workshop. (Adv/balipost)

BAGIKAN