Mayjen (purn) Wisnu BawaTenaya. (BP/sue)

DENPASAR, BALIPOST.com – PHDI Pusat memiliki Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) lengkap dengan yayasan BBDN. Dana badan ini selain dipakai untuk pembinaan umat, juga untuk pendidikan dan riset serta memperkuat ekonomi umat Hindu. Hal itu diungkapkan Ketua Umum PHDI Pusat Mayjen (purn) Wisnu BawaTenaya alias WBT dan Ketua BDDN PHDI, Tri Handoko Seto di Denpasar, Jumat (18/11).

Ketua PHDI Pusat WBT mengungkapkan bahwa BDDN kini sedang gencar mensosialisasikan keberadaan BBDN dan program keumatan. Salah satunya menggugah umat Hindu di Indoesia berperan dalam BBDN yang didasarkan pada punia dan keiklasan demi kemajuan Hindu. Termasuk sangat penting dalam meningkatkan UMKM dan ekonomi Hindu.

Yang terakhir ini menjadi penting karena pasca COVID-19 belum banyak yang membantu ekonomi Hindu. Sementara itu umat lain sudah memiliki badan sejenis. Wisnu mengaku peningkatan SDM Hindu sangat urgen. Makanya kolaborasi antar umat snagat diperlukan.

Baca juga:  Tingkatkan Kesejahteraan Umat, Hindu Indonesia Siapkan "Grand Design" 50 Tahun

SDM tak hanya menyangkut Sumber Daya Manusia (SDM) namun juga soal lain yakni Sadar, Dharma dan Matang (SDM). Sadar bahwa kita semua sadar bahwa kita semua bersaudara.

Sadar juga dengan mengendalikan diri di Panca Indera, Dasa Indera dan pola pikir positif. Kemudian Dharma yakni menjalankan tugas kebenaran berupa darma wacana, darmayatra, darma yatra, dll. Termasuk pengelolaan BDDN berlandaskan Dharma.

Ketiga, perlunya kematangan dalam segala hal agar umat Hindu mampu bersaing di era global. Ditanya model pengumpulan dana BDDN ini Wisnu Bawa Tenaya mengungkapkan mengutamakan Dharma dan dipertanggungjawabkan secara transparan.

Baca juga:  Wagub Cok Ace Dukung Wakil Bali di Ajang Putri Remaja Indonesia

Caranya bisa berupa pemotongan gaji bagi PNS,TNI dan Polri dan penghasilan bagi pengusaha atau umat mapunia secara sukarela. Untuk itu dia minta semua komponen umat Hindu ikut berpatisipasi dalam BDDN milik umat.

Ketua BDDN PHDI Pusat, Tri Handoko Seto mengungkapkan BDDN adalah lembaga sah PHDI dan umat Hindu terbuka menerima masukan dan punia umat. Dana ini akan diperuntukkan untuk membantu sulinggih dan pemangku, bantuan sosial kemasyarakatan, pembinaan umat, peningkatan UMKM dan ekonomi keumatan, pendidikan dan risert dan investasi.

Sesuai dengan kajian lontar dan sastra agama, kata Seto, punia umat Hindu adalah lima persen dari penghasilan. Dari angka itu 2,5 persen dipakai umat untuk membantu lingkungan sekitar dan beryadnya dan 2,5 persen bisa disalurkan ke BDDN PHDI.

Baca juga:  Januari 2021, Kunjungan Wisman ke Bali Anjlok Hampir 100 Persen!

Seto yang juga mantan Dirjen Bimas Hindu ini mengajak umat Hindu mendukung dan berpartisipasi sekaligus mengawasi penggunaan dana BDDN.

Saat itu Rektor Unhi Prof. I. Made Damriyasa mengatakan program BDDN ini patut didukung umat karena sangat positif. Tinggal sekarang ditambah dengan adanya komitmen bersama dan menumbuhkan kepercayaan umat terhadap lembaga ini.

Kepercayaan ini patut dijadikan catatan karena umat memerlukan pemimpin yang jujur dan bertanggung jawab.
Di Unhi Denpasar sudah menjalankan pengumpulan dana umat dengan memotong gaji karyawan dan dosen. Hanya saja caranya dengan menaikkan dulu penghasilan mereka senilai besaran yang akan dipotong. “Model ini bisa dijadikan contoh oleh lembaga lain, ” tegasnya. (Sueca/balipost)

BAGIKAN