Upacara durmanggala yang digelar di Pura Anyar. (BP/bit)

TABANAN, BALIPOST.com – Pascaditerjang banjir, ritual keagamaan berupa upacara durmanggala digelar di Pura Anyar, Banjar Tapesan, Desa Abiantuwung. Ritual dipimpin pemangku pura setempat, Rabu (19/10).

Di lokasi ini hanya tersisa kori agung dan bale kulkul, sedangkan seluruh palinggih habis tak tersisa tersapu banjir. Kelian Pemaksan Pura Anyar, Nyoman Sudana mengatakan, palinggih yang tersapu banjir yakni palinggih Ratu Ayu, Gedong Pengaruman, palinggih Manik Galih, palinggih Ratu Nyoman, palinggih Ratu Made, palinggih besar di Beji atau Kahyangan Beji Pesucian serta palinggih di Pengayengan.

Baca juga:  Sidang Wiratmaja, Terungkap Kontraktor Urunan di Luar Uang Muka Pengurusan DID

Seluruh pratima yang ada di Pura Anyar juga belum ditemukan, seperti singa ditunggangi sang sulinggih. “Kami haturkan upacara durmangala, istilahnya pamlehpeh, seperti permintaan maaf dan pengulapan agar yang bekerja di sini diberi keselamatan,” terangnya.

Sudana mengatakan, Pura Anyar merupakan Pura Pemaksan yang diempon oleh 60 KK baik dari Banjar Tapesan, Banjar Yang Api dan Desa Adat Kelaci Kaja. Terkait dengan taksiran kerugian, ia mengatakan untuk fisik saja diperkirakan hampir setengah miliar rupiah, belum termasuk untuk pelaksanaan upacara dan memperbaiki kori agung.

Baca juga:  Kemalingan, Permata dan Emas Batangan Raib

Disinggung terkait bencana yang terjadi Senin kemarin, Sudana menceritakan saat itu ketinggian sungai atau Tukad Yeh Sungi sekitar 15 meter. Air baru surut sekitar pukul 10.00 Wita yang selanjutnya warga mulai berdatangan melakukan pembersihan areal kawasan pura. “Karya terakhir ngenteg linggih di pura ini dilaksanakan tahun 2017. Semoga cepat bisa mendapatkan bantuan untuk bisa dilakukan renovasi,” ujarnya. (Puspawati/balipost)

BAGIKAN

TINGGALKAN BALASAN

Please enter your comment!
Please enter your name here

CAPCHA *