Kader Posyandu Baturiti diajarkan cara mengolah tanaman obat oleh mahasiswa Unmas Denpasar. (BP/Istimewa)

TABANAN, BALIPOST.com – Pandemi COVID-19 menyebabkan penggunaan obat herbal makin populer. Dalam kegiatan pengabdian masyarakat Universitas Mahasaraswati (Unmas) di Desa Baturiti, Kerambitan, kader posyandu diajarkan cara mengolah tanaman obat.

Menurut Dosen Pembimbing Lapangan Kegiatan Pengabdian Masyarakat Unmas, Dr. Anak Agung Ayu Dian Andriyani, S.S., M.Hum., kegiatan ini diharapkan bisa membentuk masyarakat yang lebih produktif. Juga, meningkatkan pengetahuan dalam mengolah obat herbal dari tanaman berkhasiat obat dengan baik dan benar, serta meningkatkan keterampilan dalam memanfaatkan tanaman berkhasiat obat menjadi produk yang bernilai jual atau sebagai dasar dari pengembangan UMKM (Usaha Mikro Kecil dan Menengah).

Baca juga:  Menteri Kesehatan Dukung Gubernur Koster Bangun Industri Herbal di Bali

“Meningkatkan kualitas kegiatan pengabdian kepada masyarakat, monitoring dan evaluasi selalu dilakukan selama pelaksanaan kegiatan ini,” ungkapnya dalam rilis yang diterima.

Kepala Desa Baturiti I Made Suryana, SE, menyambut baik upaya yang dilakukan. Sebab, ini merupakan program kerja yang sangat bermanfaat bagi masyarakat di Desa Baturiti. “Sehingga, harus direalisasikan dan berkesinambungan,” ujarnya.

Sementara itu, salah seorang Kader Posyandu Dukuh Belong, Ni Made Jinawi, mengaku senang dengan kegiatan ini karena bisa mengetahui cara untuk membuat obat herbal. “Terima kasih kepada adik-adik mahasiswa Unmas Denpasar yang sudah menyelenggarakan program kerja ini. Masyarakat jadi dapat mengetahui cara mengolah bahan alam menjadi obat herbal yang penyimpanannya tahan lama serta alat yang digunakan juga sederhana,” sebutnya.

Baca juga:  Dijamin, Penerimaan Polisi Bebas KKN

Selain mengajarkan cara membuat obat herbal pada kader Posyandu, mahasiswa yang melakukan pengabdian masyarakat dari 25 Juli-19 September ini juga membagikan ilmu yang dipelajari lewat upaya membangkitkan sikap disiplin pada anak SD di Baturiti. Penerapan disiplin ini salah satunya lewat pelatihan upacara bendera yang selama 2 tahun pandemi COVID-19 tidak bisa dilakukan karena pembelajaran daring.

“Kegiatan pengabdian masyarakat yang telah dilakukan ini menunjukkan adanya perubahan yang terjadi pada siswa, terutamanya dalam pengetahuan sikap baris-berbaris yang kian berkembang dan dibuktikan dengan bertambahnya rasa percaya diri dalam menjalankan tugas sebagai perangkat upacara,” kata Dian Andriyani. (kmb/balipost)

Baca juga:  2017, Denpasar Zero Kasus Rabies
BAGIKAN