JUKUNG-Peserta parade jukung tradisional di Pantai Segara Ayu, Sanur. (BP/Ara)

DENPASAR, BALIPOST.com – Sektor pariwisata Sanur mulai terlihat menggeliat. Meski demikian, upaya untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan berbagai upaya terus dilakukan sejumlah komponen di Sanur.

Bahkan, dalam kegiatan Sanur Village Festival (SVF) juga digelar parade jukung di Pantai Segara Ayu, Sanur. Sedikitnya ada 25 jukung melakukan parade di seputaran Pantai Segara Ayu.

Ketua Induk Persatuan Jukung Tradisional Dewi Satayo Jana Gandhi Sanur, I Wayan Jelantik, Kamis (18/8) mengatakan, tahun ini pihaknya tidak menggelar lomba jukung seperti pada kegiatan sebelumnya. Kini, pihaknya hanya melakukan parade.

Baca juga:  Tradisi Dugderan, Cara Unik Kota Semarang Sambut Ramadan

Hal ini dikarenakan kondisi angin yang cukup kencang dan membahayakan. “Selama dua tahun kami tidak melaut karena tidak ada turis yang biasanya kami layani menikmati pelayaran di sekitar Sanur,” kata Jelantik.

Jukung ini hanya digunakan sebagai jukung wisata dan bukan untuk mencari ikan. Sehingga selama pandemi, jukung ini tak beroperasi.

Bahkan 70 persen jukung milik kelompok ini dalam kondisi rusak. Sementara untuk biaya perbaikannya sangat tinggi.

Baca juga:  Wisatawan Jepang Jadi Harapan Pemulihan Pariwisata Gianyar

Dikatakan, anggota kelompok jukung ini sebanyak 170 orang, yang dibagi ke dalam lima kelompok. Sementara, generasi muda saat ini menurutnya kurang tertarik dengan jukung ini dikarenakan ada pilihan pekerjaan lain. Dalam sehari hanya disewa tiga sampai empat wisatawan saja. Bahkan kadang dalam sehari tanpa penyewa.

Sementara itu, Ketua Umum Sanur Village Festival, Ida Bagus Gede Sidharta Putra mengatakan parade jukung telah ikut andil sejak festival pertama digelar pada 2006. “Jukung merupakan salah satu ikon Sanur dan sangat diminati wisatawan asing untuk berlayar menikmati suasana pantai,” kata Ketua PHRI Denpasar ini. (Asmara Putera/balipost)

Baca juga:  Pelecehan Seksual, Kekuatan Medsos dan Penghakiman Publik
BAGIKAN