Petugas PLN melakukan pemeliharaan jaringan. (BP/Istimewa)

DENPASAR, BALIPOST.com – Konsisten dalam mengakselerasi program electrifying agriculture demi peningkatan produktivitas, PT PLN (Persero) berkomitmen dalam mendukung modernisasi di sektor agrikultur yakni pertanian, peternakan, perkebunan, dan perikanan. “Kunci ketahanan sektor agrikultur dalam menghadapi globalisasi adalah dengan transformasi menuju modernisasi,” ungkap Andre Pratama Djatmiko, Manajer PT PLN (Persero) Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan Bali Timur.

Untuk itu, pihaknya menyatakan siap membantu para pelaku usaha di sektor ini untuk beralih memanfaatkan penggunaan mesin-mesin berbasis listrik agar dapat menghemat biaya dan meningkatkan kapasitas hasil produksi. “Terhitung sejak Januari 2022, di kawasan Bali Timur terdapat 400 pelanggan mengikuti program electrifying agriculture dan diantaranya telah mengalihkan produksinya dengan menghentikan penggunaan mesin berbasis diesel dan menggantinya dengan mesin-mesin ramah lingkungan,” terang Andre.

Baca juga:  Lockdown Pengiriman Ternak Dicabut, Tapi Pembatasan Tetap Diberlakukan

Ia menambahkan, PLN siap mengucurkan dana investasi jika dibutuhkan sambungan jaringan baru. “Salah satu pelanggan yang baru-baru ini kami lakukan penyalaan yakni tambak udang di daerah Kubu Karangasem, kami lakungan pembangunan jaringan baru hingga 500 meter sirkuit yang membutuhkan investasi dan mampu diselesaikan dalam 10 hari,” imbuhnya.

I Gusti Ayu Indahyati, salah satu pemilik usaha tambak udang di Karangasem yang telah dilakukan penyalaan program electrifying agriculture dengan daya terpasang 131.000 VA golongan Industri, mengaku kini usahanya mampu mengefisienkan biaya produksi. “Sebelumnya, pengoperasian tambak udang menggunakan pompa air dan kincir angin dengan bantuan mesin diesel, namun kini setelah beralih ke mesin berbasis listrik, efisiensinya bisa mencapai 30 persen,” ungkap Indah.

Baca juga:  Kasus OTT Kompensasi Jalan Mulai Diadili

Tak hanya itu, dirinya juga turut membeli 200 unit Renewable Energy Certificate (REC) untuk mendukung penggunaan energi baru terbarukan (EBT) di Bali. “Kami juga peduli terhadap penggunaan energi ramah lingkungan dan harapannya agar sertifikat ini mampu meningkatkan image positif perusahaan,” ujarnya.

Indah juga mengatakan, dengan melakukan pembelian REC ini ia berharap dapat berkontribusi dalam pembangunan pembangkit-pembangkit EBT di Bali di masa yang akan datang. (Adv/balipost)

Baca juga:  Respons Disrupsi, Debirokratisasi Kampus Jadi Hal Penting

 

BAGIKAN