Penyerahan sertifikat tradisi Ngerebeg Desa Adat Tegallalang, Gianyar sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi RI menetapkan tradisi Ngerebeg Desa Adat Tegallalang, Gianyar sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. Bendesa Adat Tegallalang I Made Kumarajaya Jumat (15/7) mengatakan, ditetapkan sebagai WBTB, Desa Adat Tegallalang bertekad menjaga kelestarian dan kesakralan tradisi Ngerebeg.

Diungkapkannya, tradisi Ngerebeg merupakan warisan turun temurun. Ini dilaksanakan sehari menjelang puncak karya piodalan Pura Duur Bingin, Desa Adat Tegalalang yang jatuh enam bulan sekali (210 hari sistem penanggalan Bali) pada Wraspati Umanis Pahang.

Baca juga:  Roy Suryo Penuhi Panggilan Penyidik Sebagai Tersangka

Kumarajaya menjelaskan, ritual Ngerebeg diikuti oleh anak-anak dan remaja. Ini dimana wajah peserta Ngerebeg dihiasi dengan aneka motif menyeramkan tepatnya saat prosesi arak-arakan keliling desa sambil membawa berbagai hiasan penjor dari pelepah salak dan pelepah daun jaka (aren).

Bendesa Adat Tegallalang ini memaparkan prosesi ritual Ngerebeg bermakna menetralisir pengaruh negatif dan untuk kesejahteraan masyarakat. ” Ini juga sebagai ucapan terima kasih kepada Ida Sanghyang Widhi Wasa,” ucap Made Kumarajaya

Baca juga:  Ubud Jazz Village Festival, Momen Berbagi Kebahagiaan di Bali

Sebelumnya Wabup Gianyar Anak Agung Gde Mayun saat penyerahan sertifikat tradisi Ngerebeg sebagai WBTB kepada Bendesa Adat Tegallalang di Pura Duur Bingin Desa Adat Tegallalang mengatakan sertifikat penetapan yang ditandatangani Menteri Pendidikan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Anwar Makarim di Jakarta 7 Desember 2021. Ini sebagai bentuk inventarisasi dan perlindungan serta bertujuan memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah dinamika perkembangan dunia. “Pengembangan dan pemanfaatannya juga akan menjadi warisan yang sangat berharga bagi generasi penerus nantinya,” jelas Wabup Agung Mayun. (Wirnaya/Balipost)

Baca juga:  Peneliti Amerika Teliti Budaya Bali Ungkap Seniman Kepaon Tahun 1928
BAGIKAN