Ilustrasi menyuapi lansia. (BP/Dokumen Antara)

JAKARTA, BALIPOST.com – Studi bertajuk “Elderly Project” mengklaim bahwa asam amino glutamat yang terkandung dalam bumbu umami seperti Monosodium Glutamat (MSG) mampu meningkatkan selera makan lansia sehingga bisa membantu dalam pemenuhan asupan gizi yang baik. Sehingga berujung pada perbaikan kondisi fisik dan kualitas hidup lansia yang diantaranya terukur dari hasil analisa darah dan anthropometri.

“Karena faktor usia hormon-hormon pengatur selera makan pada lansia cenderung sudah menurun, sehingga berpotensi menyebabkan lansia mengalami malnutrisi. Malnutrisi menunjukkan efek buruk yang dapat dialami pada sebagian besar lansia, yaitu kelemahan dan gangguan pada otot,” kata pemimpin penelitian Dr. Toto Sudargo, M.Kes, dosen dari departemen Gizi FK-KMK UGM, dikutip dari Kantor Berita Antara, Senin (6/6).

Baca juga:  Pengerjaan Konstruksi Jalan di Lampung Mencapai 60 Persen

Penelitian bertujuan untuk mengetahui apakah pemberian program makanan dengan kandungan tinggi protein, energi, vitamin, dan mineral tetapi rendah garam, gula, dan lemak, dapat meningkatkan status gizi pada lansia yang berujung pada peningkatan kualitas hidupnya.

Periode penilitian ini dilakukan pada Oktober 2021 – Januari 2022, dengan metode purposive sampling, dengan lokasi penelitian di Balai Pelayanan Sosial Tresna Werdha (BPSTW) Unit Abiyoso dan BPSTW Budi Luhur – Yogyakarta. Kedua lokasi penelitian tersebut dipilih selain keduanya bersedia menjadi tempat penelitian, kedua BPSTW tersebut belum pernah mendapatkan intervensi serupa, serta memiliki dapur yang mampu menyelenggarakan makanan yang dilakukan secara mandiri.

Study menunjukkan bahwa, setelah diberikan program pemberian makan pada lansia, terjadi penurunan yang signifikan pada kadar gula darah. “Hal ini ditunjukkan dari persentase pria lansia yang memiliki nilai HbA1C pada kelompok diabetik yaitu sebesar 52.9 persen turun menjadi 23.5 persen serta peningkatan pada kelompok normal dengan persentase yaitu 14.7 persen naik menjadi 47.1 persen. Pendidikan gizi tentang pentingnya menjaga pola makan seperti mengurangi makanan manis mampu menurunkan kadar gula darah secara signifikan. Signifikansi kenaikan asupan protein terjadi pada kedua kelompok lansia pria dan wanita,” kata Dr. Toto.

Baca juga:  SIPODiT, Semboyan Inovatif Lansia

Berdasarkan hasil penelitian juga menunjukkan bahwa menu rendah garam dalam program pemberian makan terbukti dapat menurunkan tekanan darah pada lansia, yaitu SBP (Systolic Blood Pressure) dan DPB (Dyastolic Blood Pressure). Sebelumnya, petugas dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur telah diberikan edukasi tentang pentingnya diet garam terutama pada menu makanan lansia. “Penurunan penggunaan garam yang dapat mengurangi kadar sodium, kemudian digantikan dengan salah satu produk MSG. Pemakaian garam dapur pada BPSTW Unit Abiyoso dan Budi Luhur yang telah diturunkan tidak membuat nafsu makan para lansia menurun, hal tersebut dapat disimpulkan bahwa rasa makanan terbukti tetap enak walaupun tidak mengandung takaran garam sebanyak sebelumnya,” katanya.

Baca juga:  NIK akan Jadi NPWP, Menkeu Ingatkan Jangan Sampai Timbul Gejolak

Menurut Dr. Toto, selera makan lansia sebenarnya cenderung rendah karena berbagai faktor fisiologis dan psikologis, namun sebenarnya dapat diatasi dengan meningkatkan daya teima reseptor rasa melalui pengaturan keseimbangan rasa dasar (manis, asam, pahit, asin, dan umami). (Kmb/Balipost)

BAGIKAN