Sejumlah sapi siap dijual di Pasar Beringkit, Mengwitani, Badung. (BP/eka)

MANGUPURA, BALIPOST.com – Penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang ternak sapi di sejumlah wilayah di Indonesia, berdampak signifikan terhadap transaksi di Pasar Hewan Beringkit, Mengwitani. Meski tidak ditemukan terjangkit pada ternak di Bali, namun isu PMK membuat transaksi sapi di Pasar Beringkit anjlok.

Dirut Perumda Pasar Mangu Giri Sedana, I Made Sukantra, Kamis (19/5), membenarkan traksaksi jual-beli sapi di Pasar Hewan Beringkit anjlok pascapenyebaran penyakit PMK. Tak tangung-tanggung penurunan transaksi sapi hidup mencapai 50 persen lebih.

“Isu penyakit PMK memang sangat berdampak terhadap transaksi sapi di sini (Pasar Hewan Beringkit -red). Sebelum PMK merebak itu bisa mencapai 700 ekor per hari, tapi kemarin hanya mencapai 300 ekor,” ungkapnya.

Baca juga:  Info Pesta di Kafe Saat PPKM Darurat Diunggah ke Medsos, Belasan Orang Diamankan

Sukantra menilai hal ini terjadi akibat ketakutan masyarakat maupun peternak membeli sapi. Padahal, asal ternak sapi yang diperjualbelikan merupakan hasil peternak di Bali. “Sapi-sapi yang dijual di sini tidak ada yang datang dari luar pulau, semua merupakan peternak lokal,” katanya.

Ia menjelaskan, sapi yang diperdagangkan di Pasar Hewan Beringkit banyak dikirim dari Kabupaten Buleleng, Bangli, Tabanan, dan Badung sendiri dengan harga Rp40 ribu hingga Rp50 ribu per kilogram. “Kami tidak pernah mendatangkan sapi dari luar Bali, malah kebanyakan dikirim ke Pulau jawa. Selain untuk dipelihara, sapi Bali juga bagus untuk dipotong atau dikonsumsi,” katanya.

Baca juga:  Ini, Keterangan Penjaga Minimarket Ditodong Pistol

Kendati demikian, untuk mengantisipasi PMK, termasuk kesehatan sapi, pihaknya tetap melakukan pembersihan pada kandang sapi di Pasar Hewan Beringkit. Diharapkan tidak ada bakteri maupun virus yang membahayakan sapi.

“Pembersihan tetap kita lakukan. Namun sejauh ini kita pastikan virus PMK itu belum ada di Bali. Namun kita harap tidak sampai ke Bali dan menyerang sapi-sapi di Bali,” tegasnya.

Sebelumnya, Dinas Dinas Pertanian dan Pangan (Dispertan) Kabupaten Badung memerintahkan jajaranya melakukan pengawasan di sentra peternakan sapi serta Pasar Hewan Beringkit.
“Pasar Hewan Beringkit sudah kami monitor begitu pula Sentra Ternak Sobangan juga kita tingkatkan pengawasanya. Namun, sampai saat ini tidak ada laporan ternak di Badung yang sakit mengarah pada PMK,” ungkap Kadispertan Badung, I Wayan Wijana.

Baca juga:  Jika Tutup Terlalu Lama, Obyek Wisata Konservasi Hewan akan Terdampak

Menurutnya, pihaknya telah mengambil langkah-langkah antisipasi untuk mencegah penyebaran wabah penyakit PMK, sehingga ternak di Badung terbebas dari penyakit tersebut. “Kita sudah ambil langkah-langkah antisipasi dengan mengumpulkan semua Kepala Puskeswan dan Penyuluh agar meningkatkan kewaspadaan,” terangnya.

Wijana meminta Kepala Puskeswan dan penyuluh melakuka melakukan Komunikasi, Informasi dan edukasi. Tak hanya itu, pihaknya juga meminta jajaranya melakukan pemantauan dan pelaporan dini jika ada laporan yang mengarah pada PMK. (Parwata/balipost)

BAGIKAN