Krama Desa Sebunibus saat menghaturkan banten prani ke hadapan Ida Sesuhunan. (BP/Istimewa)

SEMARAPURA, BALIPOST.com – Bertepatan dengan Purnama Kedasa, krama Desa Adat Sebunibus, Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung menggelar upacara meprani. Meprani merupakan ungkapan wujud syukur kepada Sang Hyang Widhi Wasa atas segala anugrah yang telah diberikan kepada krama Desa Adat Sebunibus. Meprani sebagai rasa syukur, diwujudkan dalam bentuk persembahan banten prani.

Bendesa Adat Sebunibus Wayan Durmawan, belum lama ini, mengatakan Purnama Kedasa dianggap sebagai puncak dari seluruh perayaan purnama sepanjang tahun. Maka, hari baik ini digunakan untuk menggelar upacara meprani. Persiapan warga saat upacara meprani dilakukan di Pura Puseh setempat. Masing-masing krama membuat banten prani yang dibawa menuju Pura Puseh. Selain berpusat di Pura Desa dan Puseh, meprani juga dilakukan krama di pura lainnya, seperti di Pura Dalem, Pura Prajapati dan Pura Panti.

Baca juga:  Harga Pakan Tinggi, Budidaya Ikan Air Tawar Sulit Berkembang 

Bahkan, ada juga yang meprani di pura lain, hanya diwakili klian masing-masing pura pada saat yang bersamaan. “Meprani menjadi bagian persembahan kepada sang pencipta, yang diatur sedemikan rupa. Inilah bentuk tradisi yang tidak hanya mempersembahkan sesuatu sebagai wujud terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widhi, tetapi juga wujud kami dalam melestarikan tradisi. Ini salah satu bentuk tanggungjawab kita sebagai umat,” katanya.

Baca juga:  IA ITB Dukung Gubernur Koster Wujudkan Harmoni Bali

Setiap prani ini disusun dengan rapi, diselipkan masing-masing dupa, guna melengkapi sarana persembahan ini kepada Tuhan. Mangku Puseh memimpin pelaksanaan prosesi ini, sebelum krama melaksanakan persembahyangan bersama di areal pura. Durmawan menambahkan meprani digelar saat Purnama Kedasa, juga karena saat purnama kedasan, puncak turunnya segala anugrah dari sang pencipta kepada alam semesta. Sekaligus puncak dari turunnya vibrasi positif bagi umat.

“Meprani atau warga menyebutnya dengan nama Nimpung, saat itu kita menghaturkan apa yang telah kita dapatkan dari sang pecipta. Selain ungkapan rasa syukur, juga sebagai bentuk kebersamaan antar masyarakat,” ungkap Durmawan.

Baca juga:  Desa Adat Kutapang Lestarikan Tradisi “Ngarak Bade” di Pantai

Melalui pelaksanaan tradisi meprani ini, Durmawan berharap krama Desa Adat Sebunibus selalu diberikan keselamatan, kerahayuan dan kesejahteraan dalam menjalani kehidupan. Hidup dalam nuansa kekeluargaan dan dijauhkan dari segala ancaman bencana alam. Fia berkomitmen akan terus melestarikan tradisi ini, sebagai wujud syukur kepada Ida Sesuhunan yang dipercaya telah memberikan segala yang dibutuhkan krama Desa Adat Sebunibus. (Bagiarta/balipost)

BAGIKAN