"Karya Mapadudusan Agung dan Tawur Manca Sanak Agung” di Pura Samuan Tiga. (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Keberadaan Kahyangan Jagat Pura Samuan Tiga di Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar sudah tidak asing di kalangan masyarakat Bali dan Agama Hindu khususnya. Keberadaan pura ini konon sebagai pura pemersatu para sekte-sekte pada saat zaman dulu.

Dari Pura Samuan Tiga ini cikal bakal adanya Pura Kahyangan Tiga yang ada di masing-masing desa adat di Bali. Selain itu, Pura Samuan Tiga juga sebagai cikal bakal palinggih rong telu di merajan, sanggah masing-masing rumah, jeroan dan purian.

Setiap dua tahun sekali di Pura Samuan Tiga digelar karya. Untuk tahun 2022 ini digelar karya Mapadudusan Agung dan Tawur Manca Sanak Agung. Bendesa Adat Bedulu, Gusti Ngurah Made
Serana mengatakan setiap dua tahun sekali di
Kahyangan Jagat Pura SamuanTiga, Desa Bedulu, Blahbatuh, Gianyar digelar karya.

Baca juga:  Di Gianyar, Baru Puluhan Obyek Wisata Kantongi Sertifikat Tatanan Era Baru

Menurut purana yang ada setiap tahun genap digelar Tawur Manca Sanak Agung dengan sarana hewan korban kerbau dan sapi serta sato lainnya.
“Tahun 2022 ini puncak karya Mukiang, Mapeselang dan Mamasar berlangsung Redite Pon Kulantir, bertepatan Purnama Jiyesta, Minggu (17/4) mendatang,” katanya.

Namun sebelum dan sesudah puncak karya pada Minggu (17/4) ada sekitar 20 rangkaian upacara penting lainnya digelar, misalnya nyambut Karya pada tilem Sasih Kadasa, Jumat (1/4). Dalam Nyambut Karyaam ada tradisi unik yakni “Ngambeng” di mana anak-anak SD ngayah masuk ke rumah, ke puri-puri menginformasikan kepada masyarakat bahwa di Pura Samuan Tiga mulai digelar karya. Anak-anak ini nantinya mengumpulkan bahan sarana upakara karya seperti buah kelapa, daun pisang, buah pisang, beras dan lain-lain “aturan” (sumbangan) dari krama.

Baca juga:  Desa Adat Bindu Tak Gelar Pawai Ogoh-ogoh

Kegiatan Ngambeng ini berlangsung selama 9 hari.
Semua sumbangan warga ini nantinya dikumpulkan anak-anak di pura. Rangkaian upacara lainnya yakni pada Sabtu (16/4), “Bhatara tedun ke Pengaruman dan Ratu Manca Manca Rauh”.

Gusti Serana menjelaskan Bhatara yang “lunga” ke
Pura Samuan Tiga yakni Bhatara Pura Penataran Sasih Pejeng, Manca Tiga, Betara Pura Kahyangan Tiga Desa Bedulu, Marga Sengkala, Tegal Linggah, Batur Sari, Sida Karya, Denpasar dan dari Carangsari, Badung. Dikatakan, seradaan Pura Samuan Tiga juga didukung lima desa adat sekitar yakni Desa Adat Tengkulak Kaja, Desa Adat Tengkulak Tengah, Desa Adat Bedulu, Desa Adat Wanayu Mas dan Desa Adat Taman.

Baca juga:  Sehari, Dua Laporan Temuan Mayat

Serana yang juga Bendesa Pura ini mengaku sebelum karya agung ini juga dilakukan pembangun palinggih yang rusak ditimpa pohon saat musim hujan dan
sejumlah perbaikan palinggih juga dilakukan. Pengadaan tempat parkir karena dalam karya ini akan ramai pamendek dari seluruh Bali. Bahkan Serana yang juga anggota DPRD Gianyar ini setiap karya
pihak panitia sudah menyebar surat kepada para bendesa adat se-Bali.

Sehingga pamendak diprediksi sangat banyak.
Disinggung dana/biaya pembangunan, perbaikan palinggih serta biaya karya agung, Gusti Serana mengaku dana dari urunan warga, sesari, punia warga, bantuan ibah bansos dari Pemkab Gianyar dan bantuan Pemprov Bali. (kmb/balipost)

BAGIKAN