Ritual mapepada/purwa daksina sato, hewan, binatang yang dipergunakan caru dan digelar di Catus Pata Gianyar, Senin (28/2). (BP/Istimewa)

GIANYAR, BALIPOST.com – Serangkaian perayaan hari raya Nyepi Tahun Çaka 1944, setiap kabupaten/kota sudah ditentukan, ditetapkan tempat digelarnya tawur. Seperti Kabupaten Gianyar upacara tawur agung kasanga digelar di Catus Pata (Simpang empat) Gianyar atau depan Puri Gianyar. Tawur kesanga ini dengan tingkatan Tawur Balik Sumpah Agung digelar pada Tilem Kasanga, Rabu (2/3).

Tingkatan tawur agung kesanga di Catus Pata Gianyar berbeda dengan sebelumnya Panca Kelud dan sekarang tingkatan Tawur Balik Sumpah Agung. Bandesa Adat Gianyar, Dewa Made Suwardana, S.Sos., menjelaskan tawur kasanga yang digelar sekarang Tawur Balik Sumpah Agung.

Serangkaian kegiatan tawur agung ini sudah digelar sejumlah kegiatan yakni pada Sabtu (26/2) nedunang, ngiasin Ida Betara Kahyangan Tiga juga Ida Betara
Manca yang ada di wilayah Adat Gianyar. Kemudian dilanjutkan pada kegiatan malasti/melis yang juga diikuti Desa Adat Beng, Gianyar (Pura Dalem disungsung Desa Adat Gianyar dan Desa Adat Beng) serta nyukat tempat pacaruan digelar pada Minggu (27/2).

Baca juga:  Desa Adat Padangtegal Jaga Alam "Sekala-Niskala"

Karena kali ini tingkatkan pacaruan Tawur Balik Sumpah Agung sehingga semua rangkaian tawur dipuput oleh Ida Pedanda seperti saat nyukat genah juga dilakukan Ida Pedanda. Demikian pula upacara nedunang dan ngias ida Batara dan malasti/melis di-puput Ida Pedanda.

Usai melis di Pantai Masceti, Ida Batara Pura Bale Agung dan Pura Puseh katuran malinggih nyejer di Pura Bale Agung hingga Rabu (2/3) sore. Sementara Batara Pura Dalem katuran malinggih di Bale Agung Desa Adat Beng.

Baca juga:  Desa Adat Selat Lestarikan Tradisi “Oncang-oncangan”

Sementara pada Senin (28/2) pagi hingga siang digelar upacara Mapepada Agung atau Purwa Daksinadigelar di Catus Pata Gianyar juga di-puput Ida Pedanda.

Karena upacara mengambil tingkatan Tawur Balik Sumpah Agung sehingga ada
tambahan sato, binatang, hewan yakni berupa 1 ekor kebo. Tawur kali ini menggunakan sato 1 ekor kerbau, 1 ekor kambing, 4 ekor kambing, 1 ekor penyu, 1 babi, 1 ekor anjing blang bungkem, ayam, itik dll.

Usai dilakukan mapepade, Purwa Daksina dilanjutkan mebat daging caru. Pada Selasa (1/3) dilanjutkan dengan membuat banten caru, Ida Betara katuran
banten panganyaran. Puncak acara digelar Tawur Balik Sumpah Agung pada Tilem
Kesanga berlangsung di Catus Pata Gianyar, Rabu (2/3).

Baca juga:  Tak Kantongi Izin, Pembangunan Sebuah Villa di Ubud Dihentikan

Tawur Balik Sumpah Agung dipuput tri sedaka (Siwa, Buda, Pujangga) dengan Sarwa Pandita (sulinggih dari semua golongan). Bandesa Adat Gianyar
menambahkan biaya Tawur Balik Sumpah Agung dari Pemkab Gianyar dan juga
punia warga dari krama Desa Adat Gianyar sebagai jatu. “Kegiatan tawur ini sebagai tonggak menjalin komunikasi antara Pemkab Gianyar dengan masyarakat desa adat Gianyar,” kata Bandesa. (kmb/balipost)

BAGIKAN